kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Meyakinkan label rekaman besar untuk bergabung (2)


Sabtu, 03 Februari 2018 / 09:05 WIB
 Meyakinkan label rekaman besar untuk bergabung (2)


Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Tri Adi

KONTAN.CO.ID - Bisnis layanan streaming musik Spotify berkembang cukup pesat dari jumlah pengguna. Meski awalnya sulit meyakinkan industri rekaman, kini justru makin banyak label rekaman besar bergabung dengan Spotify. Bisa dibilang, ide jenius Daniel mengembangkan layanan streaming musik seperti menjadi penyelamat industri rekaman musik. Aksi pembajakan yang marak membuat industri ini lesu. Lewat Spotify, industri rekaman bisa mendapatkan pendapatan dari iklan.

Bisnis musik konvensional memang nyaris mati seiring pesatnya perkembangan teknologi digital yang membuat aksi pembajakan hak cipta marak karena makin gampang dilakukan. Tapi di tangan Daniel Ek, miliarder yang juga pendiri Spotify, industri rekaman musik bangkit lagi. Ide Daniel menjual  layanan streaming musik bisa dibilang merupakan oasis bisnis industri musik di tengah kelesuan yang terjadi beberapa tahun terakhir.

Bisnis layanan streaming musik itu pula yang membuat pria asal Swedia ini menjadi salah satu miliarder. Mengutip Forbes, nilai kekayaan Daniel mencapai sekitar US$ 1,6 miliar.

Salah satu penyebab industri musik kurang berkembang adalah karena maraknya pembajakan. Berkait ide jenius Daniel mengembangkan perangkat lunak Spotify, aksi pembajakan bisa ditekan.

Ide jenius Daniel itu adalah berusaha menjembatani kepentingan industri rekaman dan pembajak musik. Terinspirasi dengan Napster yang menyediakan musik secara gratis, Daniel Ek ingin agar layanan Spotify diarahkan seperti Napster tapi dengan koridor hukum.

Spotify bisa dibilang merupakan versi legal dari Napster. Menurut Daniel, Napster hanya bisa dikalahkan dengan layanan yang bisa setara dengan mereka.

Oleh karena itu, Daniel secara default menyeting Spotify dengan mode gratis namun dengan beberapa iklan di dalamnya. Jika ingin menghapus iklan dan meningkatkan fitur, pengguna harus menaikkannya ke level premium.

Dengan kompensasi yang cukup banyak ke industri rekaman, Spotify berharap bisa membuat bisnis industri rekaman bisa bangkit kembali.

Perjuangan Daniel mengembangkan bisnis Spotify tercatat cukup panjang. Awalnya untuk mengembangkan Spotify, ia menggunakan dana pribadi dan partnernya yaitu Martin Lorentzon.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×