kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mike Pompeo sebut senjata Hezbollah berisiko lemahkan upaya Prancis di Lebanon


Selasa, 15 September 2020 / 17:13 WIB
Mike Pompeo sebut senjata Hezbollah berisiko lemahkan upaya Prancis di Lebanon
ILUSTRASI. U.S. Secretary of State Mike Pompeo gives a news conference about dealings with China and Iran, and on the fight against the coronavirus disease (COVID-19) pandemic, in Washington, U.S., June 24, 2020. Mangel Ngan/Pool via REUTERS


Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - PARIS. Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo pada hari Selasa memperingatkan Prancis bahwa upayanya untuk menyelesaikan krisis di Lebanon akan sia-sia tanpa segera menangani masalah persenjataan Hezbollah yang didukung Iran.

Presiden Prancis, Emmanuel Macron, telah memelopori upaya internasional untuk mengarahkan Lebanon ke arah baru setelah puluhan tahun pemerintahan yang korup menyebabkan krisis terdalam sejak perang saudara 1975-1990.

Tetapi tidak seperti Washington, yang menganggap gerakan bersenjata berat dan kuat secara politik sebagai kelompok teroris, Paris mengatakan Hezbollah memiliki peran politik yang sah.

Amerika Serikat pekan lalu memperluas sanksi terkait Lebanon dengan memasukkan dua mantan menteri pemerintah ke dalam daftar hitam yang dituduh mendukung Hezbollah. Keputusan ini telah menimbulkan pertanyaan seberapa intensif AS dan Prancis berkoordinasi saat persaingan faksi Lebanon berjuang untuk membentuk pemerintahan baru.

Baca Juga: Turki vs Yunani memanas, Prancis tambah pasukan militer di Mediterania timur

"Amerika Serikat telah memikul tanggung jawabnya dan kami akan menghentikan Iran membeli tank China dan sistem pertahanan udara Rusia dan kemudian menjual senjata kepada Hezbullah (dan) mentorpedo upaya Presiden Macron di Lebanon," kata Pompeo kepada radio France Inter seperti dilansir Reuters, Selasa (15/9).

"Anda tidak dapat membiarkan Iran memiliki lebih banyak uang, kekuasaan, dan senjata dan pada saat yang sama mencoba memutuskan hubungan Hezbollah dari bencana yang diprovokasi di Lebanon," kata Pompeo.

Hezbollah, yang menguasai mayoritas parlemen, dan sekutu Syiahnya, Amal, memegang jabatan menteri di pemerintahan terakhir, termasuk kementerian kesehatan dan keuangan.

Macron mengatakan pada 1 September, dalam kunjungan sebulan setelah ledakan di pelabuhan Beirut yang menghancurkan, bahwa politisi Lebanon setuju untuk membentuk kabinet pada 15 September, jadwal yang ambisius karena biasanya membutuhkan waktu berbulan-bulan.

Para pejabat Prancis mengatakan bahwa prioritasnya adalah menempatkan pemerintah yang dapat melaksanakan reformasi dengan cepat, tetapi masalah senjata Hezbollah bukanlah masalah langsung.

Surat kabar harian Prancis Le Figaro melaporkan pada bulan Agustus bahwa Macron telah bertemu dengan Mohammed Raad, kepala blok parlemen Hezbollah, dan mengatakan kepadanya bahwa kelompok itu harus memisahkan diri dari Iran dan memindahkan pasukannya dari negara tetangga Suriah.

Istana Kepresidenan Prancis tidak menyangkal pertemuan itu, yang akan menjadi pertemuan pertama antara seorang pemimpin Prancis dan anggota kelompok itu.

Itu pedang bermata dua untuk Macron. Hezbollah adalah bagian dari sistem pemerintahan yang perlu diubah dan saya tidak yakin Anda dapat menangani politik Hizbullah tanpa menangani Hizbullah bersenjata, ”kata sumber diplomatik Prancis.

Selanjutnya: Unjuk rasa pasca ledakan di Lebanon meluas, PM Diab tawarkan solusi pemilu dini




TERBARU

[X]
×