Sumber: Fox Business | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bill Ackman, miliarder manajer hedge fund sekaligus pendiri Pershing Square Capital Management, tidak menahan diri dalam memberikan pendapat saat menonton Debat Wakil Presiden yang disiarkan CBS News.
Melalui serangkaian unggahan di platform X, Ackman menjelaskan mengapa menurutnya calon dari Partai Republik, Sen. JD Vance dari Ohio, tampil lebih baik dibanding calon dari Partai Demokrat, Gubernur Minnesota Tim Walz.
Ackman memuji Vance sebagai sosok yang cerdas, tenang, dan menghormati Walz. Dalam salah satu unggahannya, Ackman menulis, "JD Vance sangat pintar, terukur, tak tergoyahkan, dan adil serta penuh hormat kepada Walz. Apa yang tidak disukai?"
Baca Juga: Strategi Hukum Donald Trump Terbukti Efektif Menjelang Pemilu
Namun, dia juga merasa Walz tidak memiliki kemampuan yang cukup untuk posisi wakil presiden. Ackman menambahkan, "Saya merasa kasihan pada [Walz]. Dia tampak seperti orang baik, tapi terlalu jauh untuk berada di posisi kedua dalam menjalankan negara. Sedikit konyol, tapi dengan cara yang baik. Orang yang baik, tapi akan kalah dalam negosiasi."
Debat tersebut berlangsung sengit ketika kedua calon berbicara tentang isu-isu utama seperti perang di Timur Tengah, imigrasi, hukum aborsi, dan catatan ekonomi dari masing-masing pihak. Di tengah-tengah debat yang berlangsung selama 90 menit, beberapa bentrokan terjadi, bahkan mikrofon Vance sempat dimatikan oleh moderator.
Ackman juga menyoroti pemilihan Vance oleh mantan Presiden Donald Trump, meskipun awalnya Vance mengkritiknya. Menurut Ackman, kualitas seorang pemimpin dapat dilihat dari kemampuan mereka memilih dan merekrut orang-orang berbakat.
Baca Juga: 5 Momen Terbaik dalam Debat Calon Wapres AS antara Vance dan Walz Sebelum Pemilu
Di tengah persaingan ketat antara kandidat, polling terbaru Fox News di bulan September menunjukkan Wakil Presiden Kamala Harris unggul tipis dengan selisih dua poin atas Trump dalam pertarungan langsung, dengan lebih banyak pemilih yang melihat Harris sebagai kandidat yang akan mendukung kelas menengah, Hispanik, dan independen.
Hari berikutnya, kedua kandidat wakil presiden melanjutkan kampanye mereka di negara bagian yang berayun, dengan Vance mengunjungi Michigan dan Walz menuju Pennsylvania.