kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Miliarder Mark Cuban Pernah Menjalankan Skema Ponzi untuk Membayar Biaya Kuliahnya


Kamis, 10 Oktober 2024 / 16:26 WIB
Miliarder Mark Cuban Pernah Menjalankan Skema Ponzi untuk Membayar Biaya Kuliahnya
ILUSTRASI. Mark Cuban, salah satu orang terkaya di dunia, memulai perjalanan suksesnya dari langkah-langkah yang sederhana dan terkadang kontroversial. REUTERS/Mike Segar


Sumber: Fortune | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mark Cuban, sebelum dikenal sebagai investor di “Shark Tank,” pemilik tim NBA Dallas Mavericks, dan salah satu orang terkaya di dunia, memulai perjalanan suksesnya dari langkah-langkah yang sederhana dan terkadang kontroversial.

Untuk membiayai tahun ketiga kuliahnya di Indiana University pada awal 1980-an, Cuban memulai sebuah skema yang ia sebut sebagai "scam" atau penipuan. Dalam sebuah podcast “Life in Seven Songs,” ia bercerita bahwa ia menjalankan semacam "chain letter," di mana seseorang memberinya US$100 dan dia mengambil US$50 dari itu.

Sisanya dikirim ke orang di puncak daftar, dan nama yang baru masuk akan bergerak naik di dalam daftar seiring berkembangnya skema tersebut.

Meskipun Cuban dengan bercanda mengakui bahwa itu adalah penipuan, ia berhasil mendapatkan cukup uang dari skema itu untuk membayar biaya kuliah tahun ketiganya. Bagi Cuban, yang tumbuh dalam keluarga kelas pekerja di pinggiran kota Pittsburgh, uang sebesar itu sangat berarti.

Baca Juga: Pengusaha Mark Cuban Sebut Donald Trump akan Menjadi Presiden yang Buruk

Pengalaman ini memupuk semangat kewirausahaannya yang sudah mulai sejak kecil, ketika ia menjual kantong sampah dari pintu ke pintu untuk mendapatkan uang.

Setelah lulus kuliah, Cuban pindah ke Dallas, di mana ia mulai bekerja sebagai sales perangkat lunak komputer dan hidup bersama lima teman sekamar di apartemen yang ia sebut "Hell Hotel."

Meski hidup dalam kondisi yang memprihatinkan, Cuban tidak berhenti belajar tentang komputer dan software, dan akhirnya mendirikan perusahaan pertamanya, MicroSolutions, yang ia jual dengan harga US$6 juta pada tahun 1990.

Pada pertengahan 1990-an, Cuban bersama dua temannya mendirikan Audionet.com, yang kemudian berubah nama menjadi Broadcast.com. Perusahaan tersebut dijual ke Yahoo pada tahun 1999 dengan nilai fantastis US$5,7 miliar, yang membuat Cuban menjadi miliarder.

Baca Juga: Wahai Anak Muda! Ini 10 Aturan Bila Ingin Kaya Ala Warren Buffett

Seiring berjalannya waktu, Cuban terus berinvestasi di berbagai bisnis, termasuk tampil sebagai investor di acara “Shark Tank” dan membeli mayoritas saham Dallas Mavericks pada tahun 2000.

Pada akhir 2023, Cuban menjual saham mayoritasnya di Mavericks seharga US$3,5 miliar, dan sekarang fokus pada proyek baru seperti Mark Cuban Cost Plus Drugs, yang bertujuan untuk mengurangi harga obat dengan menghilangkan peran perantara dalam industri farmasi.

Keputusan Cuban untuk meninggalkan Mavericks juga dipengaruhi oleh keinginannya melindungi anak-anaknya dari dampak negatif media sosial, terutama selama musim yang buruk.



TERBARU

[X]
×