kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.890.000   -7.000   -0,37%
  • USD/IDR 16.314   39,00   0,24%
  • IDX 7.900   37,48   0,48%
  • KOMPAS100 1.111   3,42   0,31%
  • LQ45 818   2,73   0,33%
  • ISSI 268   1,69   0,63%
  • IDX30 423   1,23   0,29%
  • IDXHIDIV20 488   1,51   0,31%
  • IDX80 123   0,43   0,35%
  • IDXV30 129   0,13   0,10%
  • IDXQ30 137   0,34   0,25%

Ini Keistimewaan Krimea, Wilayah yang Diperebutkan Rusia-Ukraina


Selasa, 19 Agustus 2025 / 05:54 WIB
Ini Keistimewaan Krimea, Wilayah yang Diperebutkan Rusia-Ukraina
ILUSTRASI. Lokasi Krimea yang unik menjadikannya aset yang penting secara strategis, dan Rusia telah berjuang selama berabad-abad untuk mempertahankannya. Sergei Kholodilin/BelTA/Handout via REUTERS


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - Menjelang pertemuan Gedung Putih dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan tujuh pemimpin Eropa lainnya, Presiden Donald Trump pada Minggu malam menyatakan bahwa Kyiv tidak akan mendapatkan kembali Krimea yang dianeksasi Moskow. Selain itu, Ukraina juga tidak akan diizinkan untuk bergabung dengan NATO.

Melansir United Press International (UPI), dalam pernyataan singkat namun agresif di platform media sosialnya, Truth Social, Trump mengatakan Zelensky dapat mengakhiri perang dengan Rusia segera, jika dia mau, atau dia dapat terus berjuang.

“Ingat bagaimana semuanya dimulai,” kata pemimpin Amerika itu. “Tidak ada pengembalian Obama terkait Krimea (12 tahun lalu, tanpa satu tembakan pun!), dan TIDAK ADA UKRAINA MASUK NATO,” celoteh Trump.

Lantas, seberapa penting Krimea? Mengapa menjadi rebutan Rusia dan Ukraina?

Berdasarkan laporan AP, perebutan ilegal Semenanjung Krimea dari Ukraina oleh Rusia pada Maret 2014 berlangsung cepat dan tanpa pertumpahan darah. Dan hal ini menyebabkan hubungan Moskow dengan Barat memburuk secara tak terduga sejak Perang Dingin.

Perebutan ini juga membuka jalan bagi invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina pada tahun 2022, di mana Moskow secara ilegal mencaplok lebih banyak wilayah dari negara tetangganya.

Baca Juga: 5 Poin Penting dari Pertemuan Trump-Zelensky

Bagaimana Rusia merebut Krimea?

Pada tahun 2013-2014, pemberontakan rakyat besar-besaran melanda Ukraina selama berminggu-minggu, yang akhirnya memaksa Presiden pro-Moskow, Victor Yanukovych, lengser. 

Di tengah kekacauan tersebut, Presiden Rusia Vladimir Putin bertindak cepat, mengirimkan pasukan bersenjata tanpa lencana untuk menyerbu Krimea.

Putin kemudian menyerukan referendum di Krimea untuk bergabung dengan Rusia, yang dianggap ilegal oleh Ukraina dan Barat.

Hubungan Rusia dengan Barat merosot ke titik terendah. Amerika Serikat, Uni Eropa, dan negara-negara lain menjatuhkan sanksi kepada Moskow dan para pejabatnya.

Aneksasi ilegal Krimea oleh Moskow pada 18 Maret 2014 hanya diakui oleh negara-negara seperti Korea Utara dan Sudan. Di Rusia, hal itu memicu gelombang patriotisme, dan "Krym nash!" — "Krimea milik kita!" — menjadi seruan yang menggalang kekuatan.

Langkah ini membuat popularitas Putin melonjak. Menurut Levada Center, sebuah lembaga survei independen Rusia, tingkat persetujuannya, yang turun menjadi 65% pada Januari 2014, melonjak menjadi 86% pada Juni.

Putin menyebut semenanjung itu "tempat suci" dan telah mengadili mereka yang secara terbuka mengklaim bahwa semenanjung itu adalah bagian dari Ukraina — khususnya suku Tatar Krimea, yang sangat menentang aneksasi tersebut.

Baca Juga: Zelenskiy Tuding Serangan Rusia Upaya Ganggu Perundingan dengan Trump




TERBARU
Kontan Academy
Mengelola Tim Penjualan Multigenerasi (Boomers to Gen Z) Procurement Strategies for Competitive Advantage (PSCA)

[X]
×