Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - MOSKOW. Sedikitnya tujuh orang tewas dan 30 orang dirawat di rumah sakit setelah gangguan ilegal menyebabkan jembatan ambruk dan kereta tergelincir di wilayah Bryansk, Rusia, yang berbatasan dengan Ukraina.
Mengutip Reuters Minggu (1/6), Russian Railways lewat aplikasi Telegram menyatakan, lokomotif kereta dan beberapa gerbong tergelincir akibat runtuhnya struktur jembatan jalan raya akibat intervensi ilegal dalam pengoperasian transportasi.
Alexander Bogomaz, gubernur wilayah Bryansk, di Telegram mengungkapkan, dua anak termasuk di antara mereka yang dirawat di rumah sakit, salah satunya dalam kondisi serius.
Baca Juga: Rusia Luncurkan Serangan Udara Terbesar di Ukraina
kantor berita negara Rusia, mengutip petugas medis melaporkan, di antara korban yang tewas adalah masinis lokomotif.
Kementerian situasi darurat Rusia mengatakan di Telegram bahwa upaya utamanya ditujukan untuk menemukan dan menyelamatkan korban, dan sekitar 180 personel terlibat dalam operasi tersebut.
Saluran Telegram Baza Rusia, yang sering menerbitkan informasi dari sumber-sumber di dinas keamanan dan penegak hukum, melaporkan, tanpa memberikan bukti, bahwa menurut informasi awal, jembatan itu diledakkan.
Reuters tidak dapat memverifikasi laporan Baza secara independen. Tidak ada komentar langsung dari Ukraina.
Baca Juga: ‘Putin Benar-Benar Gila!’ Trump Murka Usai Serangan Brutal Rusia ke Ukraina
Sejak dimulainya perang yang dilancarkan Rusia lebih dari tiga tahun lalu, telah terjadi penembakan lintas batas, serangan pesawat nirawak, dan serangan rahasia dari Ukraina ke wilayah Bryansk, Kursk, dan Belgorod yang berbatasan dengan Ukraina.
Kereta itu sedang dalam perjalanan dari kota Klimovo ke Moskow, kata Russian Railways.
Kereta itu bertabrakan dengan jembatan yang runtuh di area jalan raya federal di distrik Vygonichskyi di wilayah Bryansk, kata Bogomaz. Distrik iKYIVtu terletak sekitar 100 km (62 mil) dari perbatasan dengan Ukraina.
Presiden AS Donald Trump telah mendesak Moskow dan Kyiv untuk bekerja sama dalam sebuah kesepakatan untuk mengakhiri perang, dan Rusia telah mengusulkan putaran kedua pembicaraan tatap muka dengan pejabat Ukraina minggu depan di Istanbul.
Ukraina belum berkomitmen untuk menghadiri pembicaraan pada hari Senin, dengan mengatakan bahwa mereka pertama-tama perlu melihat proposal Rusia, sementara seorang senator terkemuka AS memperingatkan Moskow bahwa mereka akan terpukul keras oleh sanksi baru AS.