Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Pejabat tinggi dalam pemerintahan Presiden AS Donald Trump pada hari Minggu (27/4) mendesak Rusia dan Ukraina untuk membuat kemajuan dalam kesepakatan damai setelah pertemuan empat mata antara Trump dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy di Vatikan sehari sebelumnya.
"Itu harus segera terjadi," kata Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio kepada acara 'Meet the Press' di NBC seperti dikutip Reuters, Senin (28/4).
"Kita tidak dapat terus mendedikasikan waktu dan sumber daya untuk upaya ini jika tidak membuahkan hasil."
Rubio mengatakan, dalam pekan mendatang, AS akan mempertimbangkan apakah akan terus memediasi pembicaraan atau apakah sudah waktunya untuk fokus pada beberapa isu lain.'
Baca Juga: Trump: Lebih Sulit Berurusan dengan Ukraina Daripada Rusia
Trump dan Zelenskiy, yang berada di Roma untuk menghadiri pemakaman Paus Fransiskus, bertemu di basilika Vatikan pada hari Sabtu untuk mencoba menghidupkan kembali upaya untuk mengakhiri perang Rusia dengan Ukraina.
Pertemuan tersebut merupakan yang pertama antara kedua pemimpin tersebut sejak pertemuan yang penuh amarah di Ruang Oval di Washington pada bulan Februari dan terjadi pada saat yang kritis dalam negosiasi yang bertujuan untuk mengakhiri konflik tersebut.
Dalam sebuah unggahan di Truth Social pada hari Sabtu, Trump menegur Presiden Rusia Vladimir Putin atas serangan baru-baru ini terhadap Ukraina, dengan mengatakan "tidak ada alasan bagi Putin untuk menembakkan rudal ke wilayah sipil, kota-kota, dan desa-desa, selama beberapa hari terakhir."
Dalam wawancara pra-rekaman yang ditayangkan di CBS News 'Face the Nation' pada hari Minggu, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan Rusia akan terus menargetkan lokasi yang digunakan oleh militer Ukraina.
Ketika ditanya tentang serangan Rusia di Kyiv minggu lalu yang menewaskan warga sipil, Lavrov mengatakan target yang diserang bukanlah sesuatu yang sepenuhnya sipil dan bahwa Rusia hanya menargetkan lokasi yang digunakan oleh militer.
Zelensky menulis di aplikasi pesan Telegram bahwa komandan militer tertingginya telah melaporkan bahwa Rusia telah melakukan hampir 70 serangan pada hari Minggu.
Baca Juga: Proposal Perdamaian AS: Donald Trump Usulkan Rusia Tetap Kuasai Wilayah Ukraina
"Situasi di garis depan dan aktivitas nyata tentara Rusia membuktikan bahwa saat ini tidak ada tekanan yang cukup dari dunia terhadap Rusia untuk mengakhiri perang ini," katanya.
Usulan yang Berbeda
Pejabat Ukraina dan Eropa minggu lalu menolak beberapa usulan AS tentang cara mengakhiri perang Rusia di Ukraina, dengan mengajukan usulan balasan tentang berbagai isu mulai dari wilayah hingga sanksi, Reuters melaporkan pada hari Jumat.
Area perbedaan utama dalam kedua usulan tersebut adalah mengenai urutan penyelesaian masalah wilayah, pencabutan sanksi terhadap Rusia, jaminan keamanan, dan ukuran militer Ukraina.
Usulan Amerika menyerukan pengakuan AS atas kendali Rusia atas Krimea, semenanjung Ukraina yang direbut dan dianeksasi Moskow pada tahun 2014, serta pengakuan de facto atas cengkeraman Rusia di wilayah lain Ukraina.
Sebaliknya, usulan Eropa dan Ukraina menunda pembahasan terperinci tentang wilayah hingga setelah gencatan senjata selesai.
Baca Juga: Trump Sebut AS Bakal Segera Tandatangani Kesepakatan Mineral dengan Ukraina
Menteri Pertahanan Jerman Boris Pistorius mengatakan pada hari Minggu bahwa Ukraina tidak boleh menyetujui Usulan AS, yang menyatakan bahwa hal itu terlalu berlebihan dengan menyerahkan sebagian besar wilayah sebagai imbalan atas gencatan senjata.
Meskipun ada perbedaan pandangan, penasihat keamanan nasional Trump pada hari Minggu mengatakan pertemuan dengan Zelenskiy menunjukkan tekadnya untuk mencapai kesepakatan.
"Pertemuan itu akan tercatat dalam buku sejarah Presiden Trump, sebagai presiden yang menjunjung tinggi perdamaian," kata Penasihat Keamanan Nasional Mike Waltz kepada 'Sunday Morning Futures' di Fox News.
Waltz mengatakan Trump telah "menyatakan rasa frustrasinya" kepada para pemimpin kedua negara tetapi tetap bertekad untuk membantu menegosiasikan kesepakatan.
Ia juga mengatakan AS dan Ukraina pada akhirnya akan mencapai kesepakatan mengenai mineral tanah jarang dan bahwa pembicaraan berlanjut selama akhir pekan.