Sumber: Fortune | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jelang hari pemilihan, berbagai tokoh terkenal, mulai dari selebritas, pengusaha, hingga pebisnis terkemuka, memberikan dukungan kepada kandidat presiden pilihan mereka.
Pada Rabu lalu, Mike Bloomberg, salah satu tokoh paling berpengaruh di bidang media, politik, dan bisnis, menyatakan dukungannya untuk Wakil Presiden Kamala Harris.
Bloomberg menulis di LinkedIn, “Saya memilih Kamala Harris tanpa ragu. Jika melihat kebijakan dan integritas pribadi, perbedaannya sangat jelas.”
Bloomberg, yang kekayaannya mencapai hampir US$105 miliar menurut Forbes, memiliki riwayat panjang di dunia politik dan bisnis.
Mantan walikota New York City selama tiga periode ini semula terafiliasi dengan Partai Demokrat sebelum tahun 2001, tetapi berganti menjadi anggota Partai Republik saat menjabat walikota. Di paruh kedua masa jabatannya, ia menjadi independen.
Baca Juga: Aktor Ternama Arnold Schwarzenegger Mendukung Kamala Harris pada Pemilu AS 2024
Pada 2020, Bloomberg kembali beralih ke Partai Demokrat dan mencalonkan diri sebagai kandidat presiden dari partai tersebut, mendanai sendiri kampanyenya dengan total US$935 juta, menjadikannya kampanye primer presiden termahal dalam sejarah AS.
Meskipun demikian, ia mengakhiri kampanyenya pada Maret 2020 setelah hanya memperoleh 59 delegasi.
Hubungan Bloomberg dengan Partai Republik dan Kritik Terhadap Pencalonannya
Langkah Bloomberg untuk mencalonkan diri sebagai presiden dari Partai Demokrat mengundang sejumlah kritik dari kalangan Demokrat sendiri, terutama karena hubungannya yang kuat dengan Partai Republik.
Salah satu poin utama dalam kampanyenya adalah klaim bahwa ia “mengambil alih” New York City setelah serangan 11 September. Namun, ia sangat bergantung pada dukungan Rudy Giuliani, walikota New York saat itu dan mantan pengacara pribadi Presiden Donald Trump.
Bloomberg: Sosok di Balik Imperium Media dan Data Keuangan
Selain karier politiknya, Bloomberg adalah pendiri dan pemimpin perusahaan media keuangan Bloomberg LP. Perusahaan ini mencakup berbagai produk, mulai dari Bloomberg Professional, Bloomberg News, Bloomberg Radio, hingga Bloomberg Businessweek.
Perjalanan bisnisnya dimulai saat ia membangun sistem keuangan komputerisasi internal untuk bank investasi Wall Street, Salomon Brothers, pada pertengahan 1960-an.
Baca Juga: Trump vs Harris: Bagaimana Pemilih AS Terbelah Menjelang Hari Pemilihan?
Pada tahun 1982, Bloomberg meluncurkan terminal Market Master, yang kemudian dikenal sebagai Bloomberg Terminal, sebuah perangkat lunak data keuangan canggih yang kini menjadi andalan lembaga keuangan global.
Dengan lebih dari 325.000 pengguna di seluruh dunia, Bloomberg Terminal menjadikan Bloomberg LP sebagai perusahaan dengan pendapatan sekitar US$12,5 miliar dan mempekerjakan 20.000 orang pada tahun 2023.
Dukungan Bloomberg untuk Harris dan Upayanya Memajukan Bangsa
Bloomberg menyampaikan alasan pilihannya dengan jelas, memuji Harris atas pendekatannya dalam menjangkau berbagai kelompok politik, termasuk independen dan anggota Partai Republik.
“Saya terkesan dengan cara Wakil Presiden Harris menjalankan kampanyenya: menjangkau independen dan Republikan serta menghimpun pemilih dari berbagai latar belakang politik dengan menawarkan visi positif bagi negara,” tulis Bloomberg.
Menurut Bloomberg, Harris menunjukkan determinasi yang kuat untuk memajukan bangsa dan memahami bahwa upaya tersebut harus dilakukan dengan menyatukan kembali masyarakat.
Penghargaan dan Filantropi Bloomberg
Tahun ini, Bloomberg juga menerima Presidential Medal of Freedom dari Presiden Joe Biden. Penghargaan sipil tertinggi di AS ini diberikan kepada individu yang memberikan kontribusi luar biasa bagi kemakmuran, nilai, atau keamanan negara, perdamaian dunia, atau upaya signifikan lainnya baik di bidang publik maupun swasta.
Baca Juga: Tanpa Hitung Efek Pemilu AS, Ekonomi Global Bisa Naik 3% di 2025
Selain dedikasinya di bidang politik dan bisnis, Bloomberg juga terkenal karena sumbangsih filantropinya.
Pada tahun 2010, ia menandatangani The Giving Pledge, sebuah janji bagi miliarder untuk menyumbangkan setidaknya setengah dari kekayaan mereka untuk amal. Sepanjang hidupnya, Bloomberg telah menyumbangkan sekitar US$17,4 miliar untuk berbagai tujuan filantropi.
Dengan tinggal lima hari sebelum pemilihan, Bloomberg memberikan pesan terakhir kepada pemilih: “Saya harap pemilih yang belum memutuskan dari semua kalangan politik akan bergabung dengan saya dalam memilih Wakil Presiden Harris.”