kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,29   2,96   0.33%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Miliarder pemilik jaringan pizza Papa John's (1)


Rabu, 07 Juni 2017 / 13:25 WIB
Miliarder pemilik jaringan pizza Papa John's (1)


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tri Adi

Penggemar pizza di Negeri Paman Sam pasti tak asing mengenal nama John Schnatter. Dia adalah miliarder pemilik jaringan restoran pizza terbesar ketiga di Amerika Serikat (AS).

Hitungan Forbes, pria berusia 55 tahun ini masuk jajaran orang terkaya dunia dengan total kekayaan menembus US$ 1 miliar per awal 2017. Sumber kekayaannya berasal dari 3.300 restoran pizza di Amerika 1.700 restoran di luar pasar Amerika.

Mengutip Entrepreneur.com, Schnatter memulai kisahnya dari nol. Dua tahun setelah lulus kuliah dari Ball State University, Schnatter bekerja sebagai pengantar pizza. Hingga pada 1984 silam, Schnatter rela merogoh seluruh uang untuk membeli peralatan memasak sebesar US$ 1.600. Dia menggunakan uang itu untuk membuat pizza dan menjualnya di lemari sapu yang sudah direnovasi.

Schnatter pertama kali berjualan pizza dengan menumpang di bar milik ayahnya. Sejak saat itulah, nasib Schnatter pun berubah drastis.

Di awal berjualan, Schnatter terus melatih diri untuk pintar memasak pizza. Ketika pizza racikannya sudah enak, dia memberanikan diri untuk membuka restoran pizza sendiri bernama Papa John's.

Sejak berusia 15 tahun, Schnatter sudah mendapatkan ide untuk memiliki restoran sendiri. Dia bermimpi menjadi pebisnis pizza ketika masih bekerja sebagai pencuci piring di sebuah restoran pizza bernama Rocky di kampung halamannya, Jeffersonville, Indianapolis.

Schnatter menyebut dirinya sangat berutang budi pada restoran pizza tempatnya bekerja dulu. Pasalnya, ketika Rocky sibuk, Schnatter akan ditarik dari tempat cuci piring untuk membuat pizza.  Ketika bekerja itulah kemampuan membuat pizza diasah. Sejatinya, Schnatter sudah memiliki bakat dalam meracik pizza.

Karena memiliki keterampilan mumpuni, Schnatter berhasil menarik perhatian pengunjung. Pria kelahiran 22 November 1961 ini pun menyadari bakatnya tersebut.

Tidak cuma terampil membuat pizza, Schnatter memiliki insting bisnis yang baik. Saat itu, dia menyadari bahwa jaringan waralaba nasional restoran pizza mengantarkan pizza ke pintu rumah pelanggan.  Di saat yang sama, produk pizza premium tidak memberikan layanan delivery. Atas dasar itulah  Schnatter melihat sebuah peluang emas.

Dia bertekad membuat pizza berkualitas premium dengan fasilitas pengiriman seperti restoran pizza yang sudah beken.Meski begitu, impiannya tidadk langsung berjalan mulus.

Pasalnya, sembari bekerja sebagai pengantar pizza dan pencuci piring di Rocky, Schnatter masih melanjutkan kuliahnya di Universitas Ball State. Setelah lulus bangku kuliah, keluarganya justru mengalami kesulitan keuangan.

Bar milik ayahnya bernama Mick Lounge berada di ambang kebangkrutan. Alhasil, keluarganya memutuskan untuk pindah rumah.

Selain itu, demi menjaga mata pencaharian keluarganya tetap berjalan, Schnatter terpaksa menjual mobil kesayangannya Chevrolet Camaro pabrikan 1972.

Tidak putus asa, setelah bisnis keluarganya kembali stabil, ia memutuskan merealisasikan ide toko pizzanya. Schnatter pun mulai belajar menjual pizza di bar milik ayahnya dan menjadikan gudang ayahnya sebagai dapur.

Schnatter menyebut, usahanya tersebut justru berjalan melampaui harapannya. Semula, Schnatter hanya berencana mengumpulkan uang sebanyak US$ 50.000 dalam setahun untuk berkencan. Beruntung, kala pertama kali berjualan pizza, omzetnya sudah mencapai US$ 9.000.                                  

(Bersambung)




TERBARU

[X]
×