Sumber: Fortune,Yahoo Finance | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah Bitcoin, yang sepenuhnya mengandalkan proses mining dalam distribusi token, industri kripto kini semakin berkembang dengan berbagai metode distribusi yang lebih efisien.
Salah satu tren yang semakin populer adalah token airdrop, yang digunakan untuk meningkatkan reputasi dan likuiditas proyek-proyek baru.
Ledakan Peluncuran Token Baru
Investasi terbaru di Sign terjadi di tengah maraknya peluncuran token baru. Menurut CEO Coinbase, Brian Armstrong, saat ini ada sekitar satu juta cryptocurrency baru yang diciptakan setiap minggunya, berkat kemajuan teknologi AI dan alat otomatisasi lainnya yang memudahkan proses tersebut.
Baca Juga: Metaplanet Siapkan Strategi Ambisius, Rencanakan Akumulasi 21.000 Bitcoin pada 2026
Banyak dari proyek-proyek baru ini menggunakan metode airdrop untuk menarik perhatian pasar dan membangun komunitas. Namun, skema ini sering kali mendapat sorotan karena beberapa proyek memberikan token dalam jumlah yang lebih sedikit dari yang dijanjikan, atau dirusak oleh scalper yang menggunakan banyak akun untuk memanfaatkan distribusi gratis ini.
Peran Sign dalam Ekosistem Airdrop
Untuk mengatasi tantangan ini, Sign mengembangkan TokenTable, sebuah platform yang membantu pendiri proyek meluncurkan token dan mengelola airdrop dengan lebih aman. Platform ini menetapkan aturan yang jelas serta melakukan verifikasi identitas terhadap setiap peserta guna menghindari eksploitasi sistem oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
CEO sekaligus co-founder Sign, Xin Yan, mengungkapkan bahwa pendapatan perusahaan meningkat signifikan dari US$1,7 juta pada tahun 2023 menjadi US$15 juta pada tahun 2024.
Pertumbuhan ini didorong oleh popularitas airdrop di jaringan TON (The Open Network), yang memiliki basis pengguna besar dan banyak proyek token yang membutuhkan mekanisme distribusi yang efisien.
“TON benar-benar meningkatkan pertumbuhan kami karena mereka memiliki begitu banyak pengguna dan token yang perlu didistribusikan ke penerima dalam skala besar. Airdrop berskala besar telah menjadi norma,” ujar Yan.
Dana yang diperoleh dalam putaran pendanaan ini akan digunakan oleh Sign untuk ekspansi global serta membantu pemerintah mengadopsi teknologi blockchain, khususnya dalam implementasi verifikasi identitas berbasis on-chain.
Baca Juga: Tahun Baru Imlek Membawa Harapan Baru bagi Perdagangan Bitcoin dan Kripto
Dukungan dari Investor Ternama
Pendanaan Sign juga didukung oleh beberapa investor besar, termasuk Altos Ventures, HackVC, dan Amber Ventures. Salah satu pendukung utamanya adalah YZi Labs, sebuah firma modal ventura dan inkubator yang sebelumnya dikenal sebagai Binance Labs. YZi Labs saat ini mengelola aset kripto senilai US$10 miliar.
Menariknya, investasi ini menandai langkah pertama kembali ke industri kripto bagi Changpeng Zhao (CZ), pendiri Binance, setelah menjalani hukuman empat bulan penjara di California karena pelanggaran prosedur anti-pencucian uang di Binance.
Meskipun sempat menjalani hukuman, Zhao tetap berada di peringkat ke-24 orang terkaya di dunia dengan perkiraan kekayaan bersih sekitar US$60 miliar.
Setelah pembebasannya, Zhao mengalihkan fokus investasinya ke bidang AI, bioteknologi, dan blockchain. Investasi di Sign menunjukkan komitmennya untuk tetap berkontribusi dalam ekosistem kripto, khususnya dalam aspek keamanan dan distribusi token yang lebih transparan.
Dengan pendanaan ini, Sign diharapkan dapat terus berkembang dan memainkan peran penting dalam industri airdrop serta distribusi token yang lebih adil dan aman di masa depan.