Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - TUNIS. Militer Amerika Serikat (AS) pada hari Selasa (26/5) menuding bahwa Rusia telah mengerahkan pesawat tempurnya ke Libya untuk mendukung tentara bayaran Rusia yang berjuang untuk pasukan timur. Militer As menyatakan khawatir akan meningkatnya eskalasi baru dalam konflik di Libya.
"Pesawat militer Rusia kemungkinan akan memberikan dukungan udara dari dekat dan tembakan ofensif," ujar perwakilan pemerintah AS untuk Afrika dalam postingan di webnya dan di Twitter seperti dilansir Reuters.
Baca Juga: AS kirim 7 kapal selam yang dipersenjatai torpedo & rudal tomahawk ke Indo-Pasifik
Seperti diketahui, perang saudara di Libya telah menarik kekuatan regional dan global terlibat. Perserikan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebut kondisi ini sebagai gelombang besar senjata dan pejuang yang melanggar embargo senjata.
Rusia, Uni Emirat Arab dan Mesir mendukung Tentara Nasional Libya Khalifa Haftar yang berbasis di timur, yang melancarkan serangan tahun lalu untuk merebut ibu kota Tripoli.
Namun dalam beberapa pekan terakhir, Pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA) yang diakui secara internasional telah mendapat dukungan dari Turki yang memaksa Haftar kelaur dari wilayah selatan Tripoli dan beberapa bagian lain di barat laut.
Baca Juga: Mantan Komandan Angkatan Laut AS ini beberkan kisah konfrontasi dengan China di LCS
Sementara AS memainkan perang yang kurang menonjol dalam perang Libya daripada sebelumnya, ketika waktu itu NATO membantu pemberontak menggulingkan penguasa otokratis negara itu Muammar Gaddafi.
Pernyataan Militer AS ini mengatakan, pesawat militer Rusia itu tiba di pangkalan udara Rusia setelah sempat transit melalui Suriah, tempat pesawat tempur itu dicat ulang untuk menyembunyikan asal mereka. Terkait hal ini, belum memberikan tanggapan langsung.
Pada hari Sabtu, pejuang Rusia di Libya diterbangkan keluar dari kota di selatan Tripoli oleh sekutu Libya mereka setelah mundur dari garis depan di Tripoli, kata walikota kota itu.
LNA membantah ada orang asing yang bertarung dengannya, tetapi PBB mengatakan bulan ini bahwa kontraktor militer swasta Rusia Wagner Group memiliki 1.200 orang di Libya.
Baca Juga: AS berhasil uji coba senjata laser yang dapat menghancurkan pesawat musuh di udara
"Rusia telah mempekerjakan Wagner yang disponsori negara di Libya untuk menyembunyikan peran langsungnya dan memberi Moskow penyangkalan yang masuk akal atas tindakan memfitnahnya," kata pernyataan A.S.
Jenderal Angkatan Udara AS Jeff Harrigian memperingati Rusia jika merebut pangkalan di pantai Libya, maka mereka akan menciptakan masalah keamanan yang sangat nyata di sisi selatan Eropa.
Pernyataan itu mengatakan bahwa LNA atau tentara bayaran tidak akan dapat mempersenjatai, mengoperasikan dan mempertahankan para pejuang ini tanpa dukungan dari Rusia.
Baca Juga: Respons Rusia dan China, AS bakal uji coba nuklir pertama kali sejak 1992?
Minggu lalu LNA mengumumkan akan meluncurkan kampanye udara besar baru melawan GNA dan mengatakan telah memperbarui empat jet perang.