kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.521.000   11.000   0,73%
  • USD/IDR 15.656   -53,00   -0,34%
  • IDX 7.788   -1,42   -0,02%
  • KOMPAS100 1.207   0,14   0,01%
  • LQ45 955   0,37   0,04%
  • ISSI 235   -0,75   -0,32%
  • IDX30 493   0,55   0,11%
  • IDXHIDIV20 587   -1,48   -0,25%
  • IDX80 137   -0,05   -0,03%
  • IDXV30 143   -0,04   -0,03%
  • IDXQ30 163   -0,09   -0,06%

Militer Israel Bunuh Tiga Komandan Hezbollah dan 70 Pejuang dalam 48 Jam Terakhir


Rabu, 23 Oktober 2024 / 13:46 WIB
Militer Israel Bunuh Tiga Komandan Hezbollah dan 70 Pejuang dalam 48 Jam Terakhir
ILUSTRASI. Smoke rises in Beirut's southern suburbs after a strike, as a plane takes off from Rafic Hariri International Airport, amid the ongoing hostilities between Hezbollah and Israeli forces, as seen from Hadath, Lebanon, October 8, 2024. REUTERS/Mohamed Azakir 


Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - TEL AVIV/YERUSALEM/KAIRO. Militer Israel menyatakan telah membunuh tiga komandan Hezbollah serta sekitar 70 pejuang dalam serangan di Lebanon selatan selama 48 jam terakhir. Ini terjadi sehari setelah Israel mengonfirmasi telah membunuh Hashem Safieddine, pewaris pemimpin kelompok militan tersebut.

“Di Lebanon selatan, pasukan IDF terus melakukan serangan terbatas dan terarah terhadap infrastruktur serta operatif teroris Hezbollah,” demikian pernyataan Pasukan Pertahanan Israel (IDF). 

"Dalam 24 jam terakhir, pasukan kami berhasil membunuh sekitar 70 teroris melalui serangan darat dan udara," tulisa IDF.

Baca Juga: Israel Bunuh Komandan Hezbollah Ibrahim Qubaisi dalam Serangan Udara di Beirut

Israel juga memperluas peringatan evakuasi ke beberapa wilayah di kota pelabuhan Tyre, Lebanon selatan, dan memerintahkan warga untuk mengungsi ke utara. Israel telah meningkatkan serangan di Lebanon setelah setahun terjadi bentrokan di perbatasan dengan Hezbollah, yang dianggap sebagai kekuatan proksi Iran paling bersenjata di Timur Tengah.

Serangan ini telah menyebabkan lebih dari 1,2 juta warga Lebanon mengungsi dan menewaskan 2.530 orang, termasuk 63 korban jiwa dalam 24 jam terakhir, menurut pemerintah Lebanon.

Pada Selasa, IDF mengonfirmasi kematian Hashem Safieddine, pewaris pemimpin Hezbollah Hassan Nasrallah, yang tewas dalam serangan Israel bulan lalu. Safieddine dibunuh dalam serangan yang terjadi tiga minggu lalu di pinggiran selatan Beirut. Sebelumnya, Israel hanya menyatakan bahwa Safieddine mungkin telah terbunuh.

Baca Juga: Hezbollah Meluncurkan 200 Roket dan Sejumlah Drone ke Pangkalan Militer Israel

Tidak ada tanggapan langsung dari Hezbollah mengenai pernyataan Israel tentang kematian Safieddine. Kepala militer Israel, Letnan Jenderal Herzi Halevi, mengatakan pihaknya telah mencapai Nasrallah, penggantinya, serta sebagian besar pimpinan senior Hezbollah. "Kami akan menargetkan siapa pun yang mengancam keamanan warga Israel,” tuturnya.

Safieddine, yang merupakan kerabat Nasrallah, menduduki posisi penting di Dewan Jihad Hezbollah, yang bertanggung jawab atas operasi militer kelompok tersebut, serta di dewan eksekutif yang mengawasi urusan keuangan dan administrasi. 

Ia juga sering tampil sebagai juru bicara Hezbollah selama setahun terakhir dalam berbagai acara penting, menggantikan Nasrallah yang jarang tampil karena alasan keamanan.

Israel belum menunjukkan tanda-tanda untuk menghentikan kampanye militernya di Gaza dan Lebanon, meskipun telah membunuh beberapa pemimpin Hamas dan Hezbollah. Hezbollah kehilangan Nasrallah, pemimpin terkuatnya, dalam serangan udara pada 27 September lalu.

Baca Juga: 10 Warga Palestina Tewas Akibat Serangan Militer Israel di Dua Kamp Pengungsi

Para diplomat mengatakan Israel ingin memperkuat posisinya sebelum pemerintahan baru Amerika Serikat mulai bertugas setelah pemilihan presiden pada 5 November, yang mempertemukan Wakil Presiden Kamala Harris dan mantan Presiden Donald Trump.

Pada Rabu, kelompok militan pro-Iran, Perlawanan Islam di Irak, mengklaim telah menyerang kota pelabuhan Israel, Eilat, dengan drone dua kali. Namun, militer Israel menyatakan berhasil mencegat dua drone tersebut di atas perairan dekat Eilat.

Kelompok-kelompok militan pro-Iran, termasuk Hezbollah, milisi Houthi di Yaman, serta kelompok bersenjata Syiah di Irak dan Suriah, yang dikenal sebagai "Poros Perlawanan" terhadap Israel dan AS, telah berjanji untuk mendukung perjuangan Palestina dalam konflik ini.

Kunjungan Menlu AS Blinken ke Timur Tengah

Sementara itu, konfirmasi Israel atas kematian Safieddine bertepatan dengan kunjungan Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, yang mendesak Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk memanfaatkan kematian pemimpin Hamas Yahya Sinwar guna mengamankan pembebasan sandera yang ditahan Hamas dan mengakhiri perang di Gaza.

Baca Juga: Militer Israel: Pemimpin Militer Hamas Deif Tewas dalam Serangan Udara di Gaza

Blinken juga berupaya meredakan konflik di Lebanon, yang dalam semalam menewaskan 18 orang, termasuk empat anak, serta melukai 60 lainnya akibat serangan udara Israel di dekat rumah sakit utama di Beirut.

Namun, harapan untuk gencatan senjata tampaknya sulit, karena Hamas menolak membebaskan sandera di Gaza tanpa komitmen Israel untuk mengakhiri perang dan menarik diri dari wilayah tersebut. Hezbollah juga menolak negosiasi selama konflik dengan Israel masih berlangsung.

Selanjutnya: Bursa Australia Ditutup Naik Rabu (23/10), Terkerek Saham Tambang dan Konsumen

Menarik Dibaca: Ingat! Besok 24 Oktober 2024 Hari Terakhir Pemesanan ORI026




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Efficient Transportation Modeling (SCMETM) Penerapan Etika Dalam Penagihan Kredit Macet

[X]
×