Sumber: South China Morning Post | Editor: Tendi Mahadi
“Jadi apa yang bisa kita lakukan? Kita harus pergi berperang. Dan saya tidak mampu membelinya. Mungkin presiden lain bisa. Tetapi saya tidak bisa. Saya tidak berdaya, dan saya mengakuinya," jelas Duterte.
Meskipun ia tidak memberikan pembaruan tentang Perjanjian Pasukan Kunjungan dengan Amerika Serikat - awal tahun ini ia telah memerintahkannya untuk dibatalkan tetapi bulan lalu menangguhkan perintahnya.
Baca Juga: India terus blokir aplikasi Hp dari China, PUBG Mobile juga terancam diblokir
Ia mengesampingkan opsi untuk mengizinkan Amerika mendirikan pangkalan di Filipina karena jika perang pecah maka akan ada senjata nuklir yang akan memastikan kepunahan ras Filipina.
Untuk sebagian besar abad ke-20, AS mempertahankan dua pangkalan terbesarnya di luar AS di Filipina di Pangkalan Udara Clark dan Pangkalan Angkatan Laut Subic. Pasukan AS ditarik keluar dari negara itu pada tahun 1992.