Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Amerika Serikat (AS) akan mengerahkan hingga 200 personel militer ke Israel untuk membentuk satuan tugas baru guna mendukung upaya stabilisasi di Gaza.
Namun, pejabat AS menegaskan bahwa tidak ada tentara Amerika yang akan dikerahkan langsung ke wilayah Gaza.
Satuan tugas tersebut akan dibentuk di bawah Komando Pusat AS (CENTCOM) dan dinamai Civil-Military Coordination Center (CMCC).
Baca Juga: Sukacita di Israel dan Gaza Setelah Kesepakatan Gencatan Senjata Diumumkan
Menurut pejabat terkait, CMCC bertugas memfasilitasi aliran bantuan ke Gaza, termasuk bantuan kemanusiaan dan dukungan keamanan.
Juru Bicara Gedung Putih Karoline Leavitt menjelaskan, personel AS akan memantau pelaksanaan kesepakatan Gaza dari Israel dan bekerja sama dengan pasukan internasional lainnya di lapangan.
Dua pejabat AS, yang berbicara tanpa menyebut nama, mengatakan pasukan AS akan menjadi inti dari CMCC, yang juga melibatkan perwakilan militer dari Mesir, Qatar, Turki, dan kemungkinan Uni Emirat Arab.
Pusat kendali bersama itu akan berkoordinasi dengan pasukan Israel dan pihak keamanan lain untuk mencegah bentrokan.
“Tidak ada pasukan AS yang akan masuk ke Gaza,” tegas salah satu pejabat tersebut.
Para pejabat menambahkan, pasukan yang dikirim memiliki keahlian di bidang perencanaan, keamanan, logistik, dan teknik.
Baca Juga: Warga Gaza Sambut Gencatan Senjata dengan Sukacita Setelah Dua Tahun Perang
Washington berharap kesepakatan Gaza ini dapat menurunkan ketegangan di kawasan dan membuka jalan bagi normalisasi hubungan lebih luas antara Israel dan negara-negara Arab.
Dalam masa jabatan pertamanya, Presiden Donald Trump telah menengahi Abraham Accords kesepakatan normalisasi antara Israel dengan Bahrain, Uni Emirat Arab, Maroko, dan Sudan.
Menurut para pejabat, negara-negara seperti Arab Saudi, Indonesia, Mauritania, Aljazair, Suriah, dan Lebanon kini disebut berpotensi mengikuti jejak tersebut.