kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.948.000   47.000   2,47%
  • USD/IDR 16.541   37,00   0,22%
  • IDX 7.538   53,43   0,71%
  • KOMPAS100 1.059   10,21   0,97%
  • LQ45 797   6,35   0,80%
  • ISSI 256   2,43   0,96%
  • IDX30 412   3,30   0,81%
  • IDXHIDIV20 468   1,72   0,37%
  • IDX80 120   1,05   0,88%
  • IDXV30 122   -0,41   -0,34%
  • IDXQ30 131   0,79   0,61%

Misi Perdamaian Afrika Pergi dengan Tangan Kosong, Rusia Laporkan Pertempuran Sengit


Senin, 19 Juni 2023 / 06:27 WIB
Misi Perdamaian Afrika Pergi dengan Tangan Kosong, Rusia Laporkan Pertempuran Sengit
ILUSTRASI. Pada Minggu (18/6/2023), Rusia melaporkan pertempuran sengit pada tiga bagian garis depan di Ukraina. Sergei Kholodilin/BelTA/Handout via REUTERS


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

MISI PERDAMAIAN AFRIKA - Pada Minggu (18/6/2023), Rusia melaporkan pertempuran sengit pada tiga bagian garis depan di Ukraina. Kondisi itu terjadi sehari setelah Rusia menjadi tuan rumah untuk misi perdamaian Afrika yang gagal memicu antusiasme baik dari Moskow maupun Kyiv.

Reuters memberitakan, seorang pejabat Rusia mengatakan, Ukraina telah berhasil merebut kembali Piatykhatky, sebuah desa di wilayah selatan Zaporizhzhia, dan mempertahankan diri di sana saat mendapat serangan dari artileri Rusia.

"Serangan 'seperti gelombang' musuh membuahkan hasil, meski mengalami kerugian besar," kata pejabat Rusia Vladimir Rogov, di aplikasi perpesanan Telegram.

Kementerian pertahanan Rusia tidak menyebutkan Piatykhatky dalam pembaruan hariannya, di mana dikatakan bahwa pasukannya telah memukul mundur serangan Ukraina di tiga bagian dari garis depan 1.000 km (600 mil). Sebuah pernyataan terpisah dari kelompok pasukan Vostok Rusia mengatakan Ukraina telah gagal merebut pemukiman tersebut.

Reuters tidak dapat memverifikasi laporan medan perang secara independen.

Tidak ada komentar dari Ukraina, yang pekan lalu mengatakan telah merebut kembali pemukiman terdekat lainnya, Lobkove, dan serangkaian desa lebih jauh ke timur, di wilayah Donetsk, pada awal serangan balasan yang telah lama ditunggu-tunggu.

Baca Juga: Ukraina Tolak Seruan untuk Gencatan Senjata, Ini Alasannya

Pejabat Ukraina telah memberlakukan pemadaman informasi untuk membantu keamanan operasional. Akan tetapi mengatakan, Rusia telah menderita kerugian yang jauh lebih besar daripada yang dialami Ukraina selama serangan barunya.

Seorang pejabat regional mengatakan, pasukan Ukraina telah menghancurkan tempat pembuangan amunisi utama Rusia di wilayah Kherson yang diduduki, bagian dari upaya selama seminggu oleh Kyiv untuk mengacaukan jalur pasokan Rusia.

Intelijen pertahanan Inggris mengatakan pertempuran sengit dalam beberapa hari terakhir telah difokuskan pada Zaporizhzhia, Donetsk barat, dan sekitar Bakhmut, yang direbut oleh tentara bayaran Rusia bulan lalu setelah pertempuran perang terpanjang.

Baca Juga: Demi Ukraina, Uni Eropa Berencana Mendongkrak Produksi Amunisi

"Di semua wilayah ini, Ukraina terus melakukan operasi ofensif dan membuat kemajuan kecil," katanya di Twitter.

Operasi pertahanan Rusia "relatif efektif di selatan", dengan kedua belah pihak menderita banyak korban, kata penilaian itu.

Presiden Rusia Vladimir Putin, yang jarang mengomentari jalannya perang, membuat dua intervensi yang luar biasa rinci pekan lalu di mana dia mencemooh dorongan Ukraina dan mengatakan pasukan Kyiv "tidak memiliki peluang" meskipun baru dilengkapi dengan tank Barat.

Komentarnya tampaknya dimaksudkan untuk meyakinkan Rusia pada saat yang genting, hampir 16 bulan setelah konflik, karena Ukraina berusaha untuk memecahkan kebuntuan virtual selama berbulan-bulan dan mengambil kembali 18% wilayahnya yang tetap berada di bawah kendali Rusia.

Misi Damai

Pada pembicaraan di St Petersburg pada hari Sabtu, Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa memberi Putin 10 poin inisiatif perdamaian dari tujuh negara Afrika dan mengatakan kepadanya bahwa waktunya telah tiba bagi Rusia dan Ukraina untuk memulai negosiasi untuk mengakhiri perang.

Putin menanggapi dengan melontarkan serangkaian tuduhan yang dibantah oleh Ukraina dan Barat dan mengatakan Kyiv, bukan Moskow, yang menolak untuk berunding. Dia berterima kasih kepada Ramaphosa atas "misi mulianya".

Kantor berita Rusia mengutip juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan, Putin telah menunjukkan minat pada rencana tersebut tetapi akan "sulit untuk diwujudkan".

Sehari sebelumnya di Kyiv, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy telah mengatakan kepada delegasi Afrika bahwa mengizinkan negosiasi sekarang hanya akan "membekukan" perang dan menambah penderitaan rakyat Ukraina.

Jurang besar antara kedua belah pihak semakin terlihat ketika Putin menggunakan forum ekonomi utama pada hari Jumat untuk mencela Zelenskiy secara pribadi dan menyatakan kembali tujuan "demiliterisasi" dan "denazifikasi" Ukraina yang ia tetapkan pada hari pertama perang. ini mendapat penolakan dari Kyiv dan Barat dan menyebutnya sebagai dalih palsu untuk invasi.

Baca Juga: Pertahanan Udara Ukraina Tembak Jatuh 15 dari 18 Rudal yang Diluncurkan Rusia

Namun, Ramaphosa berusaha untuk menyampaikan perjalanan ke Ukraina dan Rusia secara positif. Dia menuliskan tweet pada hari Minggu bahwa Inisiatif Perdamaian Afrika telah berdampak dan keberhasilan akhirnya akan diukur pada tujuan, yaitu menghentikan perang.

Dia mengatakan warga Afrika akan terus berbicara dengan Putin dan Zelenskiy dan akan memberi tahu Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres tentang upaya mereka sejauh ini.

Menteri Luar Negeri Mesir, Sameh Shoukry, mengatakan pada Minggu bahwa mereka tidak mengharapkan hasil dalam waktu dekat. 

"Tapi ini adalah awal yang kami harap akan berbuah pada akhirnya," imbuhnya.




TERBARU

[X]
×