kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45928,35   -6,99   -0.75%
  • EMAS1.321.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mulai semester baru, Inggris beri lampu hijau pelajar kembali ke sekolah


Selasa, 01 September 2020 / 07:04 WIB
Mulai semester baru, Inggris beri lampu hijau pelajar kembali ke sekolah


Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - LONDON. Pelajar di Inggris dan Wales kembali ke sekolah mulai hari ini untuk semester baru setelah pandemi Covid-19 memaksa penutupan sekolah, yang menyebabkan ujian dibatalkan dan nilai siswa pun menjadi kacau. 

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson telah berjanji untuk kembali membuka sekolah dan menjalankannya sebelum liburan musim panas. Tetapi hal ini tak terjadi karena pandemi yang masih menyebar. Alhasil, Johnson pun mendapat kritik atas bagaimana pemerintahnya menangani pendidikan selama pandemi virus corona.

Baca Juga: Akibat lockdown, ekonomi India terkontraksi 23,9% pada Juni 2020

Departemen Pendidikan Inggris mengatakan bahwa "sistem kontrol" akan diterapkan untuk menjaga siswa dan guru tetap aman, dengan jarak sosial dipertahankan jika memungkinkan.

"Saya tidak meremehkan betapa menantang beberapa bulan terakhir ini, tetapi saya tahu betapa pentingnya bagi anak-anak untuk kembali ke sekolah, tidak hanya untuk pendidikan mereka tetapi juga untuk perkembangan dan kesejahteraan mereka," kata Menteri Pendidikan Inggris Gavin Williamson, yang juga berada di bawah tekanan.

Asal tahu saja, sekolah di Inggris ditutup pada bulan Maret, kecuali untuk anak-anak dari pekerja kunci, dan dibuka kembali pada bulan Juni hanya untuk sejumlah kecil siswa. 

Sebuah studi oleh Institute for Fiscal Studies pada bulan Agustus menunjukkan bahwa penutupan sekolah memperlebar ketidaksetaraan pendidikan antara siswa yang lebih miskin dan yang lebih kaya.

Kekhawatiran atas kesenjangan pendidikan diperparah pada bulan Agustus, ketika pemerintah tunduk pada tekanan dari murid-murid yang marah, guru dan anggota parlemen untuk membuang algoritma yang telah menurunkan hasil tingkat A untuk hampir 40% dari lulusan sekolah, dengan mereka yang berada di daerah tertinggal lebih terpengaruh. .

Baca Juga: Inggris permanenkan layanan aborsi di rumah dengan obat khusus

"Buruh ingin dan mengharapkan anak-anak untuk kembali ke sekolah. Setiap hari ketika sekolah ditutup menjadi hari untuk hilangnya kesempatan, hilangnya pembelajaran dan hilangnya dukungan. Situasi ini diperburuk oleh kegagalan ujian dan pendekatan kacau pemerintah terhadap pendidikan," kata Keir Starmer, pemimpin partai Buruh. 

"Kami tidak bisa terus mengulangi kesalahan yang sama. Masa depan anak muda tidak bisa ditahan oleh ketidakmampuan dari partai Konservatif," lanjut Starmer.




TERBARU

[X]
×