Sumber: Reuters | Editor: Hasbi Maulana
KONTAN.CO.ID - VIENNA. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) prihatin terhadap jumlah kasus virus corona yang tanpa hubungan penularan yang jelas.
Kasus-kasus tanpa hubungan yang jelas itu termasuk kasus-kasus yang penderita tidak memiliki riwayat perjalanan ke China atau kontak dengan pasien yang positif terjangkit. Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengatakan kekhwatiran itu dalam sebuah briefing.
China telah melaporkan 75.569 kasus kepada WHO, termasuk 2.239 kematian, katanya. Menurut data yang tersedia, penyakit ini tetap ringan pada 80% pasien coronavirus, dan parah atau kritis pada 20% pasien, katanya. Virus ini berakibat fatal pada 2% dari kasus yang dilaporkan.
Baca Juga: Ada temuan kasus baru, Pemerintah Hubei: Masa inkubasi virus corona bisa 27 hari
Risiko kematian meningkat untuk pasien yang lebih tua, kata Tedros, menambahkan ada relatif sedikit kasus di antara anak-anak.
Di luar China, ada 1.200 kasus di 26 negara, dengan delapan kematian, kata Tedros. Itu termasuk satu kasus yang dikonfirmasi di Afrika, di Mesir.
Dia menyambut baik laporan penurunan angka terjangkit di China, tetapi itu harus ditafsirkan dengan sangat hati-hati, menambahkan, "Masih terlalu dini untuk membuat prediksi tentang wabah ini".
Tim pakar internasional yang dipimpin WHO, yang telah berada di China selama sepekan terakhir, akan melakukan perjalanan ke Wuhan, pusat penyebaran wabah virus, pada hari Sabtu.
Baca Juga: Jepang konfirmasi empat kasus baru virus corona, satu sekolah di Chiba akan ditutup
"Kekhawatiran terbesar kami adalah potensi COVID-19 menyebar di negara-negara dengan sistem kesehatan yang lebih lemah," kata Tedros.
WHO menyerukan nbantuan US$ 675 juta untuk mendukung berbagai negara yang paling rentan, katanya. WHO telah mengidentifikasi 13 negara di Afrika prioritas mengingat hubungan mereka dengan China.
Baca Juga: Semakin melonjak, Korea Selatan laporkan 142 kasus virus corona baru