Reporter: Dyah Megasari, BBC, AP |
LONDON. Kegentingan ekonomi kembali menyeruak dan jadi isu utama di Benua Biru. Kisruh yang terjadi di Yunani seolah makin menjadi. Upaya penarikan dana dari bank oleh para nasabah juga mulai terjadi di ibukota Yunani, Athena.
"Banyak nasabah yang menarik uang mereka dari bank, tidak semuanya, tapi sebagian besar orang yang melakukannya. Mereka cemas, karena kami belum memiliki kabinet, juga banyak desas-desus yang mengatakan kami akan dikeluarkan dari zona Euro," tutur John Margetis, seorang penduduk Athena.
Bagaimanapun belum terlihat antrian para nasabah yang panik di bank-bank di Athena dan seorang warga lain mengaku dia mengambil uang dari ATM lebih banyak dari jumlah yang biasa.
"Saya mengambil uang tunai lebih banyak dari biasa, tapi saya tidak khawatir," jelas seorang nasabah di Athena kepada kantor berita AP.
Diperkirakan jumlah simpanan yang ditarik para nasabah di Yunani sejak tanggal 7 Mei mencapai US$900 juta.
Yunani sudah sepakat untuk menerima bantuan penyelamatan keuangan kedua senilai 135 miliar euro menyusul bantuan pertama pada tahun 2010 sebesar 100 miliar euro.
Namun bantuan tersebut harus diikuti dengan langkah pengetatan anggaran, yang mendapat penentangan dari sebagian kalangan Yunani.
Jerman ngotot pertahankan Yunani
Sementara itu partai beraliran kiri, Syriza, yang menentang pengetatan diperkirakan akan meraih suara terbesar dalam pemilihan umum pertengahan Juni nanti.
Ketua Partai Syriza, Alexis Tsipras, menuduh Kanselir Jerman, Angela Merkel memainkan kartu kehidupan warga Eropa.
"Kami yakin jika kebijakan pengetatan diteruskan maka kawasan euro akan hancur. Masalah stabilitas yang serius di Uni Eropa dan dunia akan muncul," ujarnya.
Menjawab hal ini, Merkel menegaskan tetap mempertahankan Yunani di dalam kawasan pengguna euro.
Sebuah jajak pendapat yang dilakukan VPRC memperlihatkan perolehan suara Syriza akan meningkat dari 16,8% menjadi 20,3% sementara partai konservatif, Demokrasi Baru yang dalam pemilihan awal Mei meraih suara terbesar turun dari 18,9% menjadi 14,2%.
Nilai mata uang euro di pasar keuangan Eropa sempat mencapai titik terendah dalam empat bulan belakangan ketika perdagangan dibuka, Kamis 17 Mei.