Reporter: Tri Adi | Editor: Tri Adi
Tiga jenis parit yang paling sering ditemukan di ritel adalah:
Efek jaringan
Ketika jaringan bisnis tumbuh, para pesaing kian sulit untuk menemukan kelemahan kita. Contoh nyatanya adalah eBay dan Amazon. Keduanya memegang pangsa pasar yang luar biasa dalam penjualan online dan e-commerce. Mereka memiliki jaringan pembeli dan penjual yang begitu luas.
Penjual ritel tentu saja ingin menempatkan produk mereka di Amazon dan eBay. Kedua toko online ini memiliki banyak pembeli, sehingga produk mereka cepat laku. Sudah begitu, pembeli di kedua toko itu memiliki banyak pilihan dengan harga bersaing.
Baca Juga: Warren Buffet pernah akan melompat dari gedung tertinggi di Omaha
Keuntungan biaya
Walmart adalah contoh nyata dari bisnis dengan parit keunggulan biaya. Karena berskala besar, Walmart bisa menggertak vendor agar memberikan penawaran terendah dari barang dagangannya. Alhasil, si toko ritel ini dapat memberikan harga hemat terhadap konsumennya.
Vendor pun dengan senang hati memotong harga barang-barangnya. Itu karena Walmart memiliki begitu banyak toko besar (bahkan sejak 2018 juga merambah e-commerce) dan membeli begitu banyak barang.
Dengan memberi harga yang kompetitif, penjualan Walmart pun akan terus tumbuh.
Baca Juga: Umur 11 tahun, Warren Buffet membeli saham pertama langsung di NYSE
Aset tak berwujud
Aset tak berwujud (intangible assets) terbesar bagi pengecer adalah merek yang kuat. Ini merupakan keunggulan kompetitif yang paling berharga.
Perusahaan-perusahaan besar seperti Nike mengenakan biaya lebih bagi konsumen untuk merasakan produknya. Padahal, sebagian besar dari kita tahu bahwa sepatu kets pada dasarnya komoditas, Nike bisa mengenakan biaya lebih karena kerja keras dari pemasaran.
Sebuah merek yang hebat dapat berasal dari pakaian yang membuat pemakainya terlihat ramping, atau dari pengalaman konsumen yang luar biasa di toko ritel. Pada akhirnya, merek-merek besar menciptakan pembeli-pembeli yang loyal.