CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.466.000   -11.000   -0,74%
  • USD/IDR 15.920   -95,00   -0,60%
  • IDX 7.264   -45,14   -0,62%
  • KOMPAS100 1.109   -8,00   -0,72%
  • LQ45 881   -5,39   -0,61%
  • ISSI 220   -1,36   -0,61%
  • IDX30 451   -2,64   -0,58%
  • IDXHIDIV20 543   -3,78   -0,69%
  • IDX80 127   -0,98   -0,76%
  • IDXV30 136   -1,78   -1,30%
  • IDXQ30 150   -1,07   -0,71%

NATO Pantau Kedekatan Hubungan Rusia dengan China, Iran, dan Korea Utara


Rabu, 13 November 2024 / 06:45 WIB
NATO Pantau Kedekatan Hubungan Rusia dengan China, Iran, dan Korea Utara
ILUSTRASI. Bendera nasional anggota NATO terlihat pada hari pertemuan para menteri luar negeri di tengah invasi Rusia ke Ukraina, di markas besar Aliansi di Brussels, Belgia, Jumat (4/3/2022). REUTERS/Yves Herman


Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - Organisasi Perjanjian Atlantik Utara atau North Atlantic Treaty Organization (NATO) secara terbuka menyatakan kekhawatirannya atas kedekatan hubungan antara Rusia dengan China, Iran, dan Korea Utara. Aliansi pertahanan Barat melihat hubungan itu bisa sangat mengancam

Sekretaris Jenderal NATO, Mark Rutte, mengatakan bahwa meningkatnya kerja sama ekonomi dan militer antara Rusia dengan beberapa negara itu akan mengancam Eropa, kawasan Indo-Pasifik, dan Amerika Utara.

Rutte secara khusus menyoroti bantuan militer Korea Utara dan Iran untuk Rusia, serta eratnya hubungan ekonomi antara Rusia dan China.

"Pada saat yang sama, China mendukung perekonomian Rusia, memberdayakan industri pertahanannya, dan memperkuat narasinya di seluruh panggung dunia," kata Rutte, dikutip Reuters.

Baca Juga: Putin Menandatangani Perjanjian Pertahanan dengan Korea Utara

Pesan Rutte tersebut sepertinya disampaikan secara khusus kepada Amerika Serikat, yang tidak lama lagi akan bergerak di bawah presiden barunya, Donald Trump.

Selama masa kampanye, Trump kerap mengkritik kegagalan Barat dalam memberikan bantuan ke Ukraina sehingga membuat perang memiliki umur panjang.

Trump juga meyakinkan para pendukungnya bahwa pemerintahannya kelak akan mampu mengakhiri perang Ukraina dengan cepat. Namun, klaim itu diragukan karena Trump sama sekali tidak pernah menyampaikan caranya.

Kemenangan Trump dalam pemilu AS bahkan menimbulkan kekhawatiran, apakah AS akan meneruskan dukungannya kepada Ukraina atau tidak. Situasi ini membuat banyak negara Eropa akan terkena dampaknya.

Baca Juga: Rusia Menyangkal Kabar Pembicaraan Trump-Putin, Menyebutnya Sebagai Cerita Fiksi

Tonton: Rusia Menyangkal Kabar Pembicaraan Trump-Putin, Menyebutnya Sebagai Cerita Fiksi

"Kita harus berkomitmen kembali untuk tetap berada di jalur perang dan kita harus melakukan lebih dari sekadar mempertahankan Ukraina dalam pertempuran," lanjut Rutte.

Sejalan dengan itu, Presiden Prancis, Emmanuel Macron, mengatakan dia akan terus mendorong pengiriman bantuan ke Ukraina selama diperlukan.

"Tidak ada yang boleh diputuskan mengenai Ukraina tanpa rakyat Ukraina dan mengenai Eropa tanpa rakyat Eropa," kata Macron. 

Militer Rusia disebut sedang bergerak dalam kecepatan terbaik sejak 2022, meskipun mengalami kerugian besar. Ukraina mengatakan, militernya telah bentrok dengan sekitar 11.000 tentara Korea Utara yang dikerahkan ke wilayah Kursk Rusia.

Selanjutnya: Intip Daftar 10 Kapal Induk Terbesar di Dunia

Menarik Dibaca: Resep Kentang Balado Sambal Rendang Spesial si Pendamping Nasi yang Lezat



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×