Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg, mangatakan bahwa Ukraina saat ini semakin sulit mendapatkan amunisi untuk berperang dengan Rusia. Atas dasar itu, Stoltenberg mengajak para anggota NATO untuk memberikan bantuan lebih banyak.
Ajakan Stoltenberg untuk mendukung Ukraina tersebut jarang terjadi. Setelah ini NATO sepertinya akan semakin terbuka memberikan dukungan militernya kepada Ukraina yang bukan bagian dari mereka.
"Bantuan yang belum pernah terjadi sebelumnya dari sekutu NATO telah membantu Ukraina bertahan hidup sebagai negara merdeka. Namun Ukraina membutuhkan lebih banyak dukungan dan mereka membutuhkannya sekarang," kata Stoltenberg di markas besar NATO di Brussels hari Kamis (14/3), dikutip Al Jazeera.
Stoltenberg menambahkan, Ukraina bukannya kehabisan keberanian melainkan kehabisan amunisi.
Baca Juga: Ketakutan Atas Rusia, China, dan Iran Meningkatkan Angka Penjualan Senjata Global
"Sekutu NATO tidak menyediakan amunisi yang cukup bagi Ukraina dan hal ini berdampak pada medan perang setiap hari. Merupakan kebutuhan mendesak bagi sekutu (NATO) untuk mengambil keputusan yang diperlukan untuk mengambil tindakan dan memberikan lebih banyak amunisi kepada Ukraina," lanjutnya.
Stoltenberg mengatakan bahwa dirinya telah mengirim pesan itu kepada seluruh pemerintah pusat negara-negara anggota NATO.
Dirinya percaya bahwa seluruh anggota NATO memiliki kapasitas dan kondisi perekonomian untuk menyediakan apa yang dibutuhkan Ukraina.
"Ini adalah pertanyaan tentang kemauan politik. Untuk mengambil keputusan dan memprioritaskan dukungan untuk Ukraina," kata Stoltenberg.
Baca Juga: Pesan Putin ke Barat: Rusia Siap untuk Perang Nuklir
Bantuan Militer NATO untuk Ukraina
Amerika Serikat baru-baru ini mengumumkan lahirnya paket bantuan senjata baru untuk Ukraina senilai US$300 juta. Sayangnya, paket dana tambahan sebesar US$60 miliar masih mendapatkan penolakan dari Partai Republik di Kongres.
Negara-negara Uni Eropa setuju untuk memberikan dana sebesar €5 miliar untuk memperkuat kemampuan militer Ukraina. Sayangnya, Uni Eropa gagal menepati janjinya untuk mengirimkan satu juta peluru artileri ke Ukraina pada bulan Maret ini.
Republik Ceko, yang memimpin program amunisi NATO, mengumumkan bahwa 300.000 peluru pertama dapat tiba di Ukraina dalam beberapa minggu.
Pekan depan para pemimpin Uni Eropa akan bertemu dalam KTT di Brussels. Salah satu agendanya adalah membahas inisiatif yang bertujuan meningkatkan industri senjata Eropa.