kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Negara minyak bikin Pimpinan IMF sulit tidur


Rabu, 03 Februari 2016 / 13:07 WIB
Negara minyak bikin Pimpinan IMF sulit tidur


Sumber: money.cnn | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

PARIS. Christine Lagarde mengalami kesulitan tidur pada malam hari. Pimpinan Badan Moneter Internasional (IMF) ini mengatakan kondisi sejumlah negara selalu membuatnya terjaga pada malam hari. Mereka adalah negara dengan pendapatan rendah yang sangat tergantung dari ekspor minyak.

"Saya rasa negara seperti Nigeria, contohnya, di mana 90% ekspor dan 60% pendapatan mereka berasal dari minyak. Itulah negara yang saat ini tengah mengalami persoalan besar," jelas Lagarde.

Saat ini, sejumlah negara memang mengalami kekeringan likuiditas akibat murahnya harga minyak dunia.

Nigeria mempertimbangkan untuk mengajukan pinjaman senilai US$ 9 miliar kepada Bank Dunia, African Development Bank, dan organisasi internasional lainnya.

Selain itu, Azerbaijan juga tengah mencari pinjaman darurat senilai US$ 4 miliar. Saat ini, sejumlah petugas IMF sudah ditempatkan di negara-negara tersebut untuk mengetahui seberapa besar dampak krisis yang mereka alami.

Setali tiga uang, Venezuela juga mengalami hal yang sama. Namun Venezuela lebih memilih bantuan dana dari sumber lain, seperti China. Tahun lalu, Venezuela menandatangani kerjasama dengan China yakni pertukaran komoditas minyak dengan bantuan berjumlah miliaran dollar.

Pada saat harga minyak berada di atas US$ 100 per barel, negara-negara yang sangat bergantung dengan minyak memiliki perekonomian yang sangat baik. Sayangnya, harga minyak mulai tergerus pada akhir 2014 dan bahkan terus melorot dalam sejak saat itu.

Pada Januari 2016, harga minyak anjlok ke bawah level US$ 27 per barel untuk kali pertama dalam satu dekade terakhir.

Untuk saat ini, Lagarde mengimbau agar mereka melakukan reformasi ekonomi.

"Sangat penting (bagi Nigeria) untuk mendesain ulang model bisnis mereka dan menetapkan kembali fokus mereka dengan mempertimbangkan realitas yang ada," kata Lagarde.




TERBARU

[X]
×