Sumber: DW.com | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
Sebagai akibatnya, nilai rial anjlok secara dramatis. Inflasi pun meningkat secara masif. Beberapa ekonom memperkirakan daya beli Iran turun sebanyak 80 persen dalam beberapa bulan terakhir.
Namun seperti yang terlihat dari para pelanggan di Pusat Perbelanjaan Sana, tidak semua orang kesusahan pada saat krisis ekonomi seperti ini.
"Saya suka kualitas dan saya suka menghabiskan uang untuk itu," ujar seorang perempuan bernama Saba kepada DW.
Baca Juga: Putri taipan rela lepas hak waris karena menikah
Usianya di awal tiga puluhan, dia menikah dengan seorang pengusaha. Saba tidak bersedia menyebutkan apa tepatnya pekerjaan sang suami. Pasangan itu tinggal di sebuah unit penthouse di distrik utara Teheran Elahieh. Kisaran harga apartemen-apartemen di sini mencapai 4.000 euro (Rp 62,5 juta) per meter persegi.
"Seperti teman-teman, saya lebih suka berbelanja di luar negeri saat sedang berlibur. Yang saya beli tidak banyak. Tapi saya punya teman yang selalu memakai mode terbaru dari Paris atau Italia. Para suami mereka digaji dengan euro atau dolar. Orang-orang yang bergaji rial tentu saja tidak akan sanggup membeli barang-barang itu."
Bahkan cicit Ayatollah Khomeini, yang pemimpin politik dan agama Revolusi Islam 1979 itu, kini juga senang memakai merek-merek dari AS.
Baca Juga: 5 Patung termahal di dunia
Tahun lalu, tersebar foto Ahmad Khomeini yang menyebabkan kritik pedas. Foto ini menunjukkan pemuda berusia 21 tahun ini sedang mengenakan kacamata hitam nan modis dan kaus Nike di sebelah seorang wanita muda yang mengenakan helm berkuda di klub berkuda.