Sumber: BBC | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Melansir BBC, kegagalan untuk mematuhi kebijakan baru ini dapat mengakibatkan hukuman penjara lima tahun, denda senilai A$ 66.000, atau keduanya. Keputusan tersebut akan ditinjau pada 15 Mei, kata kementerian kesehatan.
"Pemerintah tidak membuat keputusan ini dengan mudah," kata Menteri Kesehatan Greg Hunt dalam pernyataannya.
"Namun, integritas kesehatan publik dan sistem karantina Australia sangat penting dilindungi dan jumlah kasus Covid-19 di fasilitas karantina dikurangi ke tingkat yang dapat dikelola."
Padahal, di dalam jaket depan setiap paspor Australia ada tulisan yang intinya negara akan memberikan perlindungan dan bantuan bagi warga negara ketika mereka berada dalam perselisihan atau kesulitan di luar negeri.
Baca Juga: Korban Covid-19 terus melonjak, India tebang pohon di taman kota untuk kremasi
"Persemakmuran Australia ... meminta semua pihak yang berkepentingan untuk mengizinkan seorang warga negara Australia, untuk lewat dengan bebas tanpa hambatan atau hambatan dan untuk memberinya setiap bantuan dan perlindungan yang mungkin dia butuhkan," demikian bunyi di jaket paspor Australia.
Namun tak ada yang menyangka, kini warga Australia harus berjuang untuk "lewat dengan bebas" kembali ke negara mereka sendiri.
Data BBC menunjukkan, India telah mencatatkan lonjakan kasus Covid-19 menjadi 19 juta dengan total kematian sebanyak 200.000 kasus. Bahkan pada pekan terakhir, India telah melihat lebih dari 300.000 kasus baru dilaporkan setiap hari.
Baca Juga: Australia akan mempertimbangkan penangguhan penerbangan dari India
Australia telah menerapkan serangkaian langkah-langkah ketat untuk mencegah virus keluar dari negaranya sejak pandemi dimulai pada Februari 2020. Sementara negara itu menikmati tingkat infeksi yang mendekati nol dan memiliki kematian yang jauh lebih sedikit daripada kebanyakan negara. Kebijakan penguncian yang ketat telah menyebabkan banyak warga Australia terdampar di luar negeri.