Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - SAN FRANCISCO/WASHINGTON. Nvidia mengumumkan investasi sebesar US$ 5 miliar di Intel, memberikan dukungan besar bagi produsen chip asal Amerika Serikat (AS) yang tengah berjuang bangkit setelah upaya restrukturisasi bertahun-tahun gagal membuahkan hasil.
Langkah ini langsung mendongkrak saham Intel hingga 23%. Dengan kepemilikan baru ini, Nvidia akan menguasai sekitar 4% saham Intel, menjadikannya salah satu pemegang saham terbesar perusahaan tersebut.
Investasi ini datang hanya beberapa pekan setelah pemerintah AS melalui kesepakatan luar biasa mengambil 10% saham Intel.
Baca Juga: Nvidia Suntik Investasi US$5 Miliar, Saham Intel Naik 30% Secara Drastis
Intel, yang pada Maret lalu menunjuk Lip-Bu Tan sebagai CEO, sempat menghadapi tekanan politik.
Presiden AS Donald Trump menyoroti latar belakang Tan terkait hubungannya dengan China, yang berujung pada pertemuan darurat di Washington dan menghasilkan kesepakatan penanaman modal pemerintah.
Namun, CEO Nvidia Jensen Huang menegaskan kemitraan dengan Intel ini tidak melibatkan campur tangan Gedung Putih, meskipun menurutnya pemerintahan Trump akan mendukung langkah tersebut.
Kolaborasi Chip Generasi Baru
Kesepakatan ini mencakup pengembangan bersama chip untuk PC dan pusat data, tetapi tidak mencakup bisnis foundry Intel dalam memproduksi chip untuk Nvidia. Meski begitu, Intel Foundry akan tetap memasok prosesor pusat dan teknologi advanced packaging untuk produk hasil kolaborasi.
Intel akan merancang prosesor pusat khusus untuk pusat data yang dipadukan dengan chip AI Nvidia (GPU).
Teknologi komunikasi milik Nvidia memungkinkan chip Intel dan Nvidia berinteraksi dengan kecepatan tinggi, memberi nilai tambah penting dalam pasar AI yang menuntut pemrosesan data masif.
Baca Juga: Bisnis Reparasi Chip AI Nvidia di China Melonjak
Dengan demikian, Intel berpeluang meraup pendapatan dari setiap server AI Nvidia.
Kedua perusahaan berjanji mengembangkan "beberapa generasi" produk masa depan, meski tidak mengungkapkan detail finansial kerja sama maupun waktu peluncuran produk perdana.
Kesepakatan ini dinilai berpotensi mengubah peta industri chip. TSMC, yang saat ini memproduksi prosesor andalan Nvidia, menghadapi risiko kehilangan bisnis jika Nvidia suatu hari memindahkan produksi ke Intel. AMD, pesaing Intel di segmen chip pusat data, juga bisa tertekan dengan adanya dukungan Nvidia.
Sejumlah analis menilai langkah Nvidia bisa menjadi awal akuisisi atau restrukturisasi lebih besar bagi Intel.
“Ini mungkin langkah pertama menuju akuisisi atau pemecahan Intel, meski bisa saja perusahaan hanya bertahan dalam skala lebih kecil,” ujar Nancy Tengler, CEO Laffer Tengler Investments.
Baca Juga: Chip AI Kelas Dunia Bocor ke Beijing, Dua WN China Ditangkap di AS
Meski saham Nvidia naik 3,8%, saham AMD turun 1,3% dan Broadcom terkoreksi 0,5% usai pengumuman ini.
Investasi Nvidia menambah cadangan modal Intel yang sebelumnya menerima US$ 2 miliar dari Softbank dan US$ 5,7 miliar dari pemerintah AS. CEO Lip-Bu Tan berkomitmen menjalankan operasi lebih ramping serta membangun kapasitas pabrik sesuai permintaan pasar.
Menurut Gadjo Sevilla, analis senior AI dan teknologi di eMarketer, kesepakatan ini bisa menjadi titik balik Intel. “Ini perubahan besar yang menggeser posisi Intel dari tertinggal dalam AI menjadi bagian penting infrastruktur AI masa depan,” ujarnya.