Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
WASHINGTON. Presiden terpilih Barack Obama mengingatkan, saat ini Amerika Serikat (AS) sedang terjebak dalam lingkaran setan. Bukan tidak mungkin, jutaan warga AS terancam kehilangan pekerjaannya. Oleh karenanya, Obama menilai, AS harus mengambil langkah-langkah darurat untuk menstimulasi perekonomian dan menyelamatkan industri otomotif.
“Jika kita tidak bertindak cepat dan sigap, banyak analis yang menilai, AS akan kehilangan jutaan lapangan pekerjaan tahun depan. Kita tidak boleh membuang waktu satu menit pun,” jelas Obama dalam konferensi pers di Chicago Senin malam.
Dalam kesempatan itu, Obama juga berjanji akan terus berupaya untuk mendorong dikeluarkannya paket stimulus perekonomian yang besar. Sayang, ia menolak untuk memberitahukan jumlahnya. Yang pasti, Obama percaya, hanya paket stimulus itu yang dapat mengembalikan perekonomian ke jalurnya yang benar.
“Kita harus memastikan bahwa stimulus ini betul-betul penting sehingga dapat mendongkrak gairah di sektor ekonomi,” ujarnya, seraya menambahkan saat ini Obama dan tim akan fokus pada penciptaan lapangan kerja baru dan mengembalikan tingkat kepercayaan berbisnis.
Terkait dengan rencana bailout industri otomotif, sejak awal, Obama memang terus memberikan dukungannya. “Kita harus membantu industri otomotif. Namun, kita juga harus memastikan, bantuan yang kita berikan didesain untuk keberlangsungan jangka panjang bagi pergerakan industri,” jelas Obama.
Sekadar mengingatkan, produsen otomotif AS memang sudah melobi Kongres untuk dana bailout sebesar US$ 25 miliar. Namun, Kongres AS meminta agar para produsen membuat proposal terlebih dulu mengenai rencana penggunaan uang yang akan digelontorkan. Kongres memberikan waktu hingga 2 Desember mendatang untuk pembuatan proposal. Jika hal itu sudah kelar, baru anggota Kongres akan melakukan voting.
“Warga Amerika sangat bangga dengan perkembangan industri otomotif AS. Kendati demikian, para pembayar pajak tidak ingin melihat uang yang mereka bayarkan terbuang percuma,” jelasnya.
Presiden kulit hitam pertama AS itu juga mengatakan, dia berencana untuk tetap menjalankan janji politiknya untuk melakukan pemotongan pajak bagi mayoritas warga AS dan menaikkan pajak untuk mereka yang berpenghasilan tinggi.