kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

OECD: Ekonomi Global Tahun 2024 Akan Melambat, Risiko Hard Landing Mereda


Rabu, 29 November 2023 / 17:52 WIB
OECD: Ekonomi Global Tahun 2024 Akan Melambat, Risiko Hard Landing Mereda
ILUSTRASI. Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) memprediksi perekonomian global akan sedikit melambat tahun depan namun risiko hard landing telah mereda


Sumber: Reuters | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - PARIS. Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) memprediksi perekonomian global akan sedikit melambat tahun depan namun risiko hard landing telah mereda meskipun tingkat utang tinggi dan ketidakpastian suku bunga.

OECD memperkirakan, pertumbuhan ekonomi global akan melambat dari 2,9% tahun ini menjadi 2,7% pada tahun 2024. "Namun, akan meningkat pada tahun 2025 menjadi 3%," sebut OECD dalam Economic Outlook terbarunya seperti dikutip Reuters, Rabu (29/11).

Pertumbuhan ekonomi di negara-negara maju yang tergabung dalam 38 negara anggota OECD terlihat menuju soft landing dengan Amerika Serikat (AS) yang bertahan lebih baik dari perkiraan sejauh ini.

OECD meramalkan pertumbuhan ekonomi AS akan melambat dari 2,4% tahun ini menjadi 1,5% tahun depan. Ini sekaligus merevisi perkiraan sebelumnya pada bulan September ketika OECD memperkirakan pertumbuhan ekonomi AS sebesar 2,2% pada tahun 2023 dan 1,3% pada tahun 2024.

Baca Juga: Airlangga: Presiden AS Joe Biden Dukung Indonesia Masuk Anggota OECD

Meskipun risiko terjadinya hard landing di Amerika Serikat dan negara lain telah berkurang, OECD mengingatkan, risiko resesi masih mungkin terjadi mengingat lemahnya pasar perumahan, tingginya harga minyak, dan lesunya pinjaman.

Perekonomian Tiongkok juga diperkirakan akan melambat karena negara tersebut bergulat dengan mengempisnya gelembung real estate dan konsumen lebih banyak menabung di tengah ketidakpastian yang lebih besar terhadap prospek perekonomiannya.

Pertumbuhan ekonomi China diperkirakan akan berkurang dari 5,2% tahun ini menjadi 4,7% pada tahun 2024 – keduanya sedikit lebih tinggi dari perkiraan pada bulan September – sebelum melambat lebih lanjut pada tahun 2025 menjadi 4,2%, menurut perkiraan OECD.

Sementara, di kawasan euro, pertumbuhan ekonomi terlihat meningkat dari 0,6% tahun ini menjadi 0,9% pada tahun 2024 dan 1,1% pada tahun 2025 ketika Jerman – negara dengan perekonomian terbesar di kawasan ini – keluar dari resesi tahun ini.

Meskipun demikian, OECD menyebutkan, akibat tingginya tingkat pembiayaan bank di zona euro, dampak penuh dari kenaikan suku bunga masih belum pasti dan dapat membebani pertumbuhan ekonomi lebih dari yang diperkirakan.

Sementara itu, Jepang, satu-satunya negara maju yang belum menaikkan suku bunga, ekonominya diperkirakan melambat dari 1,7% tahun ini menjadi 1% pada tahun 2024 sebelum meningkat menjadi 1,2% pada tahun 2024.

Baca Juga: Pemerintah Galang Dukungan dari Jerman untuk Proses Aksesi OECD Indonesia



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×