Sumber: Benzinga | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - Penulis buku "Rich Dad Poor Dad," Robert Kiyosaki, sekali lagi memicu perbincangan di dunia maya dengan nasihat keuangan yang blak-blakan, yang ditujukan bagi mereka yang bergumul dengan kemiskinan.
Melansir Benzinga, dalam unggahan terbarunya di X, ia menyatakan, "Meskipun saya bersimpati kepada orang miskin... saya tidak percaya pada pemberian uang tunai kepada orang miskin."
Beli Saat Rendah, Jual Saat Tinggi
Kiyosaki memanfaatkan unggahan tersebut untuk mempromosikan perak sebagai investasi yang terjangkau, terutama jika dibandingkan dengan aset seperti Bitcoin.
"Kebanyakan orang di dunia... bahkan orang miskin mampu membeli perak seharga US$ 50," tulisnya.
Kiyosaki memprediksi harga perak bisa naik dari US$ 50 menjadi US$ 70, dan bahkan mungkin mencapai US$ 200 per ons, dalam waktu satu tahun.
"Ketika perak mencapai US$ 200 per ons... para pecundang akan mulai membelinya," ia memperingatkan. "Tolong jangan menjadi pecundang. Beli saat harga rendah... Jual saat para pecundang mulai membeli."
Baca Juga: Ramalan Robert Kiyosaki: Bitcoin Akan Naik ke US$ 250.000, Tapi Hati-Hati Crash Besar
Penulis keuangan pribadi ini mengatakan bahwa pendekatannya mengikuti filosofi investasi "ayah kaya"-nya: "Keuntungan Anda dihasilkan saat Anda membeli... bukan saat Anda menjual."
Ia membandingkan perak dengan Bitcoin, yang menurutnya kini terlalu mahal bagi kebanyakan orang. Kiyosaki mengatakan ia membeli Bitcoin pertamanya pada harga US$ 6.000 dan kini memiliki setidaknya 100 Bitcoin, yang nilainya mencapai jutaan dolar.
"Jika saya tidak mampu membeli Bitcoin seharga US$ 100 ribu, saya akan sangat antusias dengan prediksi X (perak) saya yang akan naik dari US$ 50 ke US$ 70," tambahnya.
Kiyosaki mendukung pendiriannya dengan pepatah lama: "Berikan seseorang ikan... Anda memberinya makan untuk sehari. Ajari seseorang memancing... Anda memberinya makan seumur hidup."
Baca Juga: Robert Kiyosaki Prediksi Harga Bitcoin dan Emas Tembus Segini pada 2026
Penulis ini telah membagikan filosofinya dalam unggahan lain di awal tahun ini, memperingatkan bahwa orang miskin sering melanggar apa yang ia sebut sebagai "dua hukum uang terpenting."
Ia mengutip Hukum Gresham: "Ketika uang buruk (nilai rendah) masuk ke dalam sistem... uang baik (nilai tinggi) akan bersembunyi," yang ia gunakan untuk membenarkan mengapa ia tidak menabung Dolar AS. Sebaliknya, ia menabung "uang sungguhan" seperti emas, perak, dan Bitcoin.
Ia juga menyoroti Hukum Metcalfe, yang menghargai kekuatan jaringan. Menurut Kiyosaki, orang kaya berinvestasi dalam jaringan yang kuat seperti Bitcoin atau McDonald's. Sementara orang miskin sering beroperasi sendirian, seperti layanan pengiriman truk tunggal.
Meskipun menyampaikan kebenaran yang keras, Kiyosaki juga menunjukkan simpati dalam unggahan lainnya. Setelah Challenger, Gray & Christmas baru-baru ini melaporkan bahwa 153.000 warga Amerika akan di-PHK, ia menyerukan belas kasih.
"Jika Anda mengenal seseorang yang dipecat, terutama selama musim liburan ini, tolong bersikap sangat baik dan murah hati," tulisnya.
Kiyosaki telah lama mempromosikan aset alternatif dan pendidikan keuangan daripada pekerjaan tradisional dan menabung dalam bentuk uang tunai. Terlepas dari apakah orang mengikuti sarannya atau tidak, unggahannya terus memicu perdebatan di dunia maya.
Tonton: Robert Kiyosaki Peringatkan Crash Besar, Ajak Investor Beralih ke Aset Ini
Kesimpulan:
Robert Kiyosaki, penulis buku laris "Rich Dad Poor Dad," kembali membuat pernyataan kontroversial bahwa ia tidak percaya memberi uang tunai kepada orang miskin, melainkan mendorong mereka untuk membeli perak sebagai investasi yang terjangkau. Kiyosaki menekankan prinsip "beli saat rendah, jual saat tinggi" dan memprediksi perak, yang dapat dibeli seharga US$ 50, berpotensi naik hingga US$ 200 per ons. Ia juga membandingkan perak dengan Bitcoin yang kini dianggapnya terlalu mahal, sambil memperingatkan bahwa orang miskin sering melanggar "dua hukum uang" seperti Hukum Gresham dan Hukum Metcalfe, di mana orang kaya berinvestasi dalam aset nyata (emas, perak, Bitcoin) dan jaringan kuat.













