Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - Para importir Tiongkok kini tak lagi melirik Amerika untuk membeli kedelai.
Mengutip Reuters, pada Rabu (24/9/2025), importir China mempertahankan laju pembelian kedelai Argentina yang padat.
Pembelian ini menggerogoti pangsa pasar AS karena para petaninya mulai memanen panen berlimpah yang tak dilirik Tiongkok di tengah perang dagang antara dua ekonomi terbesar dunia tersebut.
Menurut dua pedagang kepada Reuters, sejak Argentina menghapus pajaknya pada hari Senin, pembeli Tiongkok telah memesan sekitar 20 kargo, atau sekitar 1,3 juta ton kedelai Argentina.
Pada hari Selasa, Reuters melaporkan bahwa pembeli Tiongkok telah memesan setidaknya 10 kargo, dengan seorang pedagang menyebutkan angkanya mencapai 15 kargo ukuran Panamax yang masing-masing berisi 65.000 metrik ton.
Kedelai AS menjadi sangat mahal bagi pembeli Tiongkok, akibat tarif balasan yang diberlakukan oleh Beijing dalam perang dagang mereka.
"Pada dasarnya, Tiongkok akan memiliki cukup kedelai tanpa kedelai AS," kata seorang pedagang di sebuah perusahaan internasional yang mengirimkan kedelai ke Tiongkok dan merupakan salah satu pembeli kargo tersebut.
Baca Juga: Trump dan Xi Jinping Bahas Kesepakatan TikTok di Tengah Tegangan Dagang AS–China
Dia menambahkan, "Sebagian besar kargo akan dikirim pada bulan November dan sekitar 20% akan dikirim tahun depan dari hasil panen baru Argentina yang akan dipanen mulai bulan April."
Para pedagang tersebut berbicara kepada Reuters dengan syarat anonim, karena masalah ini cukup sensitif.
Kedua pedagang Asia tersebut mengatakan, Pembelian tersebut mencakup campuran kedelai lama dan baru, dengan harga premium sekitar US$ 2 per bushel dibandingkan kontrak kedelai Chicago Board of Trade (CBOT) bulan November.
Argentina menyebut, penangguhan pajak biji-bijian akan berlangsung hingga Oktober atau hingga ekspor yang diumumkan mencapai US$ 7 miliar, sebuah langkah yang telah mendorong penurunan harga bungkil kedelai berjangka Tiongkok.
Pembelian berkelanjutan dari Argentina membantu Tiongkok mengisi lebih banyak kesenjangan pasokan selama periode yang biasanya didominasi oleh penjual AS, tambah para pedagang tersebut.
Tonton: Utang Luar Negeri AS Capai US$ 8,5 Triliun, Terbesar Utang ke Jepang dan China
Beijing belum mencatatkan satu pun kedelai AS dari panen musim gugurnya, menurut para pedagang.
Menurut Wang Wenshen, analis di Sublime China Information, margin keuntungan Tiongkok untuk kedelai Argentina cukup menarik, sekitar 200 yuan ($28) per ton.
"Tiongkok kemungkinan akan lebih mempercepat pembelian kedelai Argentina untuk mengisi kesenjangan pengadaan dari November hingga Januari sebelum batas waktu 31 Oktober atau batas kuota US$ 7 miliar," kata Wang.
"Ini akan semakin mengurangi ketergantungan pasar pada kedelai AS," tambahnya.