Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - BEIJING. Ledakan besar terjadi di sebuah pabrik kimia milik Shandong Youdao Chemical di kota Weifang, Provinsi Shandong, China timur, pada Selasa (27/5).
Ledakan tersebut memicu kepulan asap tebal dan memicu kekhawatiran publik atas potensi paparan gas beracun.
Mengutip laporan media pemerintah, lebih dari 200 personel tanggap darurat dikerahkan ke lokasi kejadian.
Baca Juga: Perjanjian Dagang AS dan China Berpotensi Jadi Titik Balik untuk Industri Kripto
Belum ada laporan resmi mengenai korban jiwa, namun pemerintah setempat mendesak tim penyelamat untuk segera mengendalikan api dan memverifikasi jumlah korban secara menyeluruh.
Kementerian Manajemen Darurat China menyatakan bahwa sebanyak 55 kendaraan darurat dan 232 petugas telah diterjunkan ke lokasi ledakan yang mengguncang salah satu bengkel produksi pabrik tersebut menjelang tengah hari.
Cuplikan video yang dirilis Beijing News memperlihatkan jendela bangunan yang terlepas dari engsel akibat dahsyatnya ledakan.
Media The Paper juga melaporkan bahwa sejumlah barang milik warga sekitar terlempar ke jalan akibat tekanan ledakan.
Baca Juga: Xiaomi Cetak Pertumbuhan Pendapatan 47% di Kuartal I-2025, Ditopang Mobil Listrik
Biro Lingkungan Ekologis Weifang telah menurunkan tim pemantau kualitas udara di sekitar lokasi dan mengimbau warga untuk menggunakan masker sebagai langkah pencegahan sementara.
Shandong Youdao Chemical, anak usaha dari Himile Group, bergerak di bidang pengembangan dan produksi teknologi untuk pestisida, farmasi, serta bahan kimia antara.
Perusahaan ini berdiri sejak Agustus 2019 dan memiliki lebih dari 300 karyawan, dengan fasilitas seluas 47 hektare di kawasan industri kimia Gaomi Renhe.
Insiden ini kembali menyoroti risiko keselamatan di sektor industri kimia China. Dalam beberapa tahun terakhir, beberapa ledakan serupa terjadi, termasuk di Ningxia pada 2024 dan di Jiangxi pada 2023.
Baca Juga: Ditekan AS, Nvidia Tetap Gas! Segera Rilis Chip AI Murah Khusus Pasar China
Tragedi paling mematikan terjadi pada 2015 di Tianjin, ketika dua ledakan besar di gudang bahan kimia menewaskan lebih dari 170 orang dan melukai 700 lainnya, mendorong pemerintah China memberlakukan regulasi ketat baru terkait penyimpanan bahan kimia berbahaya.
Saham Himile Mechanical, perusahaan afiliasi dari grup Himile yang terdaftar di bursa, tercatat turun hampir 4% pada perdagangan Selasa siang, menyusul kabar insiden tersebut.