Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - BEIJING. Gempa bumi berkekuatan 6,8 skala Richter mengguncang kawasan kaki bukit utara Himalaya, dekat salah satu kota suci di Tibet, pada Selasa pagi.
Gempa tersebut merusak sejumlah bangunan di sekitar Shigatse dan membuat warga berlarian ke jalan-jalan di negara tetangga, Nepal dan India.
Gempa terjadi pukul 09.05 waktu setempat dengan kedalaman episentrum 10 km, menurut Pusat Jaringan Gempa Bumi Tiongkok, yang merevisi skala dari 6,9 menjadi 6,8.
Baca Juga: Gempa 6,8 Skala Richter Mengguncang Kota Suci Shigatse di Tibet
Media pemerintah China melaporkan adanya korban jiwa akibat gempa tersebut, meskipun tidak memberikan rincian lebih lanjut.
Shigatse dikenal sebagai tempat tinggal Panchen Lama, tokoh penting dalam agama Buddha Tibet yang memiliki otoritas spiritual di bawah Dalai Lama.
Video dari kota Lhatse yang berdekatan menunjukkan toko-toko dengan fasad hancur dan puing-puing berserakan di jalan. Lokasi video ini telah diverifikasi oleh Reuters melalui citra satelit dan tampilan jalan.
Pejabat pemerintah setempat sedang berkoordinasi dengan kota-kota terdekat untuk menilai dampak gempa dan memeriksa korban, menurut laporan kantor berita Xinhua.
Penyiar pemerintah CCTV menyebutkan terdapat enam desa dalam radius 5 km dari episentrum gempa, namun tidak memberikan rincian lebih lanjut.
Baca Juga: Gempa Bumi Dahsyat Berkekuatan 6,8 SR Mengguncang Kota Suci Shigatse, Tibet
Getaran gempa dirasakan hingga Kathmandu, ibu kota Nepal, yang berjarak sekitar 400 km dari lokasi gempa.
Penduduk berlarian keluar rumah akibat guncangan kuat tersebut. Gempa juga terasa di Thimphu, ibu kota Bhutan, serta di negara bagian Bihar, India utara, yang berbatasan dengan Nepal.
Pejabat di India menyatakan belum menerima laporan kerusakan atau kerugian akibat gempa.
Gempa dengan kekuatan 6,8 skala Richter tergolong kuat dan berpotensi menyebabkan kerusakan parah.
"Kami merasakan guncangan yang sangat kuat, tetapi sejauh ini belum ada laporan cedera atau kerusakan fisik," ujar Anoj Raj Ghimire, kepala distrik Solukhumbu di Nepal, wilayah di kaki Gunung Everest.
"Kami telah mengerahkan polisi, pasukan keamanan, dan warga setempat untuk mengumpulkan informasi mengenai dampak gempa," tambahnya.
Wilayah barat daya Tiongkok, Nepal, dan India utara kerap dilanda gempa bumi akibat pergerakan lempeng tektonik India dan Eurasia.
Gempa besar di provinsi Sichuan, Tiongkok, pada 2008 menewaskan hampir 70.000 orang.
Sementara itu, gempa berkekuatan 7,8 skala Richter yang melanda dekat Kathmandu pada 2015 menewaskan sekitar 9.000 orang dan melukai ribuan lainnya, menjadikannya gempa terburuk dalam sejarah Nepal.