Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Tanda lain dari statusnya adalah surat yang ditulis oleh kelompok kontributor ICBM yang diterbitkan di Rodong Sinmun, kata Dr Cheong.
Grup tersebut menghubungkan kesuksesan peluncuran dengan bimbingan yang cermat dari Kim dan fakta bahwa dia datang ke lapangan secara pribadi bersama dengan anak yang paling disayanginya.
Mereka juga bersumpah "kesetiaan abadi pada garis keturunan Baekdu" - mengacu pada dinasti Kim yang berasal dari kakek Kim, Kim Il-sung yang mendirikan negara itu pada tahun 1948.
Dr Cheong berkata ini berarti mereka mengakui Ju Ae sebagai keturunan dari garis keturunan Baekdu.
Pemimpin Korea Utara dan istrinya dikabarkan memiliki tiga anak yang lahir pada tahun 2010, 2013 dan 2017. Anak pertama mereka dikatakan laki-laki, sedangkan jenis kelamin anak ketiga tidak diketahui.
Keberadaan putri mereka pertama kali terungkap pada tahun 2013 oleh mantan bintang bola basket Amerika Dennis Rodman yang mengunjungi negara tersebut dan bertemu dengan Kim. Dia menggambarkan Kim sebagai ayah yang baik (yang) memiliki keluarga yang cantik dan berkata dia “menggendong bayi mereka Ju Ae”.
Baca Juga: Dianggap Tidak Netral, Korea Utara Menyebut Sekjen PBB Sebagai Boneka AS
Mengingat patriarki yang mengakar di Korea Utara, Dr Cheong mengatakan, bahkan mungkin sulit bagi Kim Jong-un untuk menunjuk putrinya, bukan putranya, sebagai pemimpin keempat Korea Utara.
Namun ahli lain merasa masih terlalu dini untuk mengatakan apakah Ju Ae memang pewaris tahta.
Ketika ditanya oleh The Straits Times tentang Ju Ae, Duta Besar Amerika Serikat untuk Korea Selatan Philip Seth Goldberg mengatakan dia lebih peduli tentang tes ICBM daripada gadis itu.
Berbicara pada jumpa pers asing pada 1 Desember, dia juga mengatakan terlalu dini untuk memikirkan apakah jenis kelamin pemimpin Korea Utara akan berpengaruh dalam pembicaraan dengan AS.
“Tapi kami merasa sangat kuat tentang kesetaraan gender,” tambahnya.
Mengutip Channel News Asia, profesor studi internasional Ewha Womans University Leif-Eric Easley mengatakan Kim hanya berusaha memaksimalkan keuntungan politik dari ICBM baru dengan menghubungkan putrinya dengan apa yang diklaim Korea Utara sebagai senjata paling kuat di dunia.