kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   18.000   1,19%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Pakar: Joe Biden tidak cukup jantan untuk melawan China


Selasa, 02 Februari 2021 / 06:52 WIB
Pakar: Joe Biden tidak cukup jantan untuk melawan China
ILUSTRASI. Seorang sosiolog mengatakan, Joe Biden tidak cukup jantan untuk melawan China di tengah meningkatnya ketegangan kedua negara. REUTERS/Kevin Lamarque


Sumber: Express.co.uk | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Seorang pakar sosiolog mengatakan, Presiden AS Joe Biden tidak cukup jantan untuk melawan China di tengah meningkatnya ketegangan antara Beijing dan Washington. 

Melansir Express.co.uk, pada hari-hari pertamanya di Gedung Putih, Presiden Joe Biden telah membatalkan banyak undang-undang yang diberlakukan oleh pendahulunya Donald Trump. Sedangkan di bawah pemerintahan Trump, Partai Republik memberlakukan tarif impor yang lumayan pada barang-barang China, yang berujung pada meningkatnya ketegangan antara AS dengan China.

Biden berjanji untuk mengakhiri pendekatan "isolasionis" Trump ke Beijing, tetapi juga mengatakan AS harus tetap "tangguh dengan China".

Demokrat juga menuduh Beijing melakukan pencurian kekayaan intelektual dan mengatakan dia menginginkan strategi diplomatik terpadu untuk menekan negara komunis itu.

Baca Juga: China beri peringatan, AS kirim 4 pembom B-52H ke Pulau Guam Pasifik

Biden juga berencana untuk meningkatkan kritik atas perlakuannya terhadap Muslim Uighur, yang telah memicu kemarahan di negara Komunis tersebut.

Minggu ini, Presiden China Xi Jinping memperingatkan Washington agar tidak memulai "Perang Dingin baru" dan mengatakan kepada Biden untuk meninggalkan retorika anti-China yang digunakan oleh pendahulunya.

Baca Juga: Kawasan Indo-Pasifik bakal memanas, AS kerahkan 4 pembom B-52H ke Pulau Guam

Namun penulis dan profesor sosiologi emeritus di Universitas Kent Frank Furedi berpendapat Biden tidak akan "cukup jantan" untuk melawan China.

"Saya pikir masalah yang telah lama dimiliki Amerika adalah kapasitasnya untuk mengejar kepentingan geopolitiknya telah menjadi salah satu yang sangat disorientasi. Jika Anda melihat kembali tiga atau empat administrasi terakhir, dari sudut pandang mereka, mereka telah membuat kesalahan demi kesalahan," jelas Furedi seperti yang dikutip Express.co.uk.

Dia menambahkan, “Menurut saya Departemen Luar Negeri dan berbagai lembaga negara yang berkaitan dengan masalah geopolitik tidak terlalu cepat dengan proyeksi kekuasaan yang perlu dimilikinya. Saya bahkan tidak yakin Biden dapat menangani tugas khusus ini."

Baca Juga: Tegangan tinggi di zona pertahanan Taiwan antara AS dan China!

“China sangat jelas arahnya, apa yang diinginkan dan perlu dilakukan. AS jauh lebih tidak jelas. Ada lebih banyak pembicaraan dan sedikit tindakan,” tambahnya lagi.

Furedi melanjutkan dengan mengatakan "sangat mungkin" Presiden Biden akan menyerah pada tuntutan dari China.

Baca Juga: Laut China Selatan memanas, RI bisa jadi penengah antara AS-China

Dia melanjutkan: "Sangat mungkin bahwa Biden tidak akan dapat ... Saya tidak berpikir Biden akan secara eksplisit atau sadar diri menyerah, lebih mungkin melihat ke arah lain, mencoba untuk mempertahankan kesan bahwa mereka tangguh dan mitra setara. Sekaligus memberi kelonggaran pada sejumlah isu."

Menurut Furedi, saat ini, kebijakan luar negeri dan geopolitik AS sangat cair dan mereka tidak memiliki sumber daya untuk bertarung di semua lini.

“Saya membayangkan memberikan sifat politik domestik, akan ada lebih banyak tekanan bagi Biden untuk melangkah," imbuhnya.

Express.co.uk memberitakan, Biden telah memicu kemarahan otoritas Beijing dengan pemilihan Kabinet barunya.

Tokoh-tokoh seperti calon Direktur Keamanan Nasional Avril Haines dan calon Menteri Keuangan Janet Yellen membuat Beijing geram karena kritik vokal mereka terhadap rezim Xi Jinping dalam beberapa pekan terakhir.

Selanjutnya: Duh! 6 Pesawat tempur China & pengintai AS sama-sama memasuki zona pertahanan Taiwan



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×