kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pakar WHO: Lonjakan tarif kargo untuk alat medis sudah keterlaluan


Rabu, 09 Desember 2020 / 05:30 WIB
Pakar WHO: Lonjakan tarif kargo untuk alat medis sudah keterlaluan
ILUSTRASI. WHO mengatakan, beberapa maskapai penerbangan menetapkan tarif harga yang "keterlaluan" untuk menerbangkan dry ice dan peralatan medis lainnya di tengah-tengah kesibukan sebelum liburan. KONTAN/Muradi/2019/01/17


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Melansir Reuters, WHO berharap dapat menyediakan setengah miliar dosis vaksin Covid-19 untuk didistribusikan oleh inisiatif COVAX global pada kuartal pertama 2021, kata kepala ilmuwannya pada hari Jumat.

Baca Juga: Amerika kehilangan 15.000 warganya karena Covid-19 pada minggu lalu

Sementara itu, UNICEF yang memimpin pengiriman vaksin Covid-19 ke negara-negara berkembang, mengatakan telah menghabiskan dana sekitar US$ 35- US$ 40 juta untuk pengiriman vaksin internasional pada masa sebelum krisis di 2019. Ketika itu, UNICEF harus mengirimkan 2,43 miliar dosis vaksin untuk kampanye imunisasi melawan polio dan penyakit lainnya.

"Sejak itu, harga telah melonjak tinggi," kata kepala transportasi UNICEF Pablo Panadero. Tetapi UNICEF sedang menegosiasikan tarif yang lebih rendah dengan maskapai penerbangan untuk kargo udara.

Baca Juga: WHO menentang wajib vaksin bagi warga dunia, ini penjelasannya

WHO dapat membantu mengatur pengiriman pasokan vaksin COVAX ke hotspot seperti Somalia atau Yaman atau ke Iran atau Korea Utara yang terkena sanksi, kata Molinaro.

“Ini akan menjadi wilayah yang belum tentu langsung menggunakan jaringan penumpang / kargo biasa,” katanya.

“Pengiriman jarum suntik akan dilakukan melalui angkutan laut, Anda tidak akan memiliki kapasitas udara untuk memindahkannya, tidak mungkin,” katanya.

Di sisi lain, Molinaro juga mengatakan, WHO sudah memberikan bimbingan teknis kepada semua negara tentang masalah rantai dingin. Dia mencontohkan, vaksin Pfizer membutuhkan penyimpanan pada suhu minus 70 derajat Celcius.

“Kami masih dalam periode dengan banyak hal yang masih belum jelas. Yang pasti, ini bukanlah hal mudah. Mungkin ada vaksin terobosan yang keluar, produksi besar, 2-8 derajat, dan itu akan mengubah permainan,” katanya.

Selanjutnya: WHO: Adanya vaksin tidak berarti nol Covid-19




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×