Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - TOKYO. Sentimen bisnis di antara para manufaktur besar di Jepang merosot lebih dalam dibandingkan krisis keuangan global pada 2009. Pandemi yang bikin permintaan global anjlok, serta mengurangi produksi jadi alasannya
Mengutip Reuters, Jumat (19/6), indeks manufaktur Tankan kini juga tengah diawasi oleh Bank of Japan (BOJ). Indeks tersebut juga menunjukan sejumlah manufaktur juga mengaklami kemerosotan serupa, anjlok lebih dalam dibandingkan satu dekade terakhir akibat ekonomi yang terpukul dan krisis kesehatan global.
Baca Juga: Terdampak corona, pabrik mobil Nissan di Jepang kurangi shift produksinya
Dalam jejak pendapat Reuters, para analis memprediksi indeks Tankan untuk manufaktur besar telah mencapai -31 dalam tiga bulan hingga Juni, turun tajam -8 pada survei kuartal pertama. Catatan ini akan menjadi level terburuk sejak 2009, saat ambruknya Lehman Brothers yang memicu krisis ekonomi global.
Adapun indeks manufaktur kecil diprediksi akan merosot -18 pada kuartal II, dibandingkan +8 pada kuartal I lalu. Jejak pendapat menunjukan kebijakan lockdown untuk menahan transmisi virus membuat sejumlah ritel-ritel tutup. Ini akan menjadi level terlemah sejak Desember 2009.
“Produsen terpukul dengan merosotnya permintaan dan ekspor luar negeri. Namun yang lebih terpukul adalah non-produsen, sektor-sektor yang terpaksa menutup bisnis karena keadaan darurat pada April, dan Mei kemungkinan akan kolaps,” kata Kepala Ekonom Dai-Ichi Life REsearch Institute Hideo Kumano.
Jejak pendapat menilai baik produsen besar, maupun non-produsen sejatinya kini cuma berharap adanya perbaikan kondisi meski kecil dalam tiga bulan ke depan.
Adapun perusahaan-perusahaan besar cenderung memproyeksikan adanya peningkatan 2,1% dalam belanja modal sejak April hingga akhir tahun. Tak signifikan berubah dibandingkan jejak pendapat sebelumnya sebesar 1,8%.
Selain itu, analis juga mencermati ihwal pasar tenaga kerja, karena adanya kelebihan ketersediaan pekerja berpotensi meningkatkan tingkat pengangguran di masa depan.
Baca Juga: Palantir Technologies raih investasi US$ 500 juta dari Sompo Jepang