kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pangeran Alwaleed bersikeras tak serahkan aset ke negara


Sabtu, 27 Januari 2018 / 12:25 WIB
Pangeran Alwaleed bersikeras tak serahkan aset ke negara
ILUSTRASI. Pangeran Alwaleed bin Talal


Reporter: Sanny Cicilia | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - RIYADH. Pangeran Arab Saudi Alwaleed bin Talal yang tengah ditahan dalam sangkaan korupsi, yakin akan bebas dari segala tuduhan. Dia juga yakin, akan dibebaskan dalam hitungan hari.

Selama dua bulan terakhir, Pangeran Alwaleed ditahan di Hotel Ritz-Carlton bersama dengan lusinan tersangka pangeran dan pebisnis lainnya. Wawancara dengan Reuters, Sabtu dini hari (27/1) menjadi kali pertama bagi Alwaleed, yang merupakan pebisnis raksasa ini, mengeluarkan suara mengenai tuduhan terhadapnya.

Dia bersikeras tidak terlibat apapun dengan korupsi yang terjadi di negaranya. Dia juga menyatakan, akan tetap memegang penuh perusahaan investasi globalnya, Kingdom Holding, dan tidak akan menyerahkannya pada pemerintah.

"Tidak ada yang harus dibayar. Hanya sedikit diskusi antara saya dan pemerintah. Saya yakin, ini akan selesai dalam hitungan hari," katanya.

Dalam pantauan Reuters, Alwaleed tampak lebih tua dan kurus ketimbang kemunculannya terakhir Oktober silam. Tapi dia mengatakan, dia baik-baik saja dalam masa tahanan ini, bahkan hotel menyediakan makanan vegetarian yang lebih disuka Alwaleed. Pemindahan tahanan dari hotel ke penjara pun, disebutnya hanya rumor.

Kekayaan Alwaleed, menurut Majalan Forbes, diperkirakan mencapai US$ 17 miliar atau sekitar Rp 226 triliun. Lewat Kingdom Holding, Alwaleed menggenggam saham di Twitter Inc, Citigroup Inc, dan berbagai hotel top dunia seperti George V di Paris dan Plaza New York.

Alwaleed ditangkap komisi pemberantasan korupsi yang dibawahi langsung oleh Putra Mahkota Mohammad bin Salman pada awal November lalu.

Tuduhan pada Alwaleed, menurut sumber, antara lain pencucian uang, penyuapan, dan pemerasan pada peyelenggara negara. Otoritas Arab Saudi yakin, dari penahanan koruptor kelas kakap ini, kerugian negara yang bisa dikembalikan mencapai US$ 100 miliar.




TERBARU

[X]
×