Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kondisi Hong Kong masih memanas dan aksi unjuk rasa masih terus berlanjut. Aksi yang berawal dari penolakan RUU ekstradisi kemudian meluas dengan tuntutan reformasi demokrasi.
Kondisi ini membuat perekonomian Hong Kong terguncang. Ketidakpastian ekonomi dan investasi menghantui para pelaku usaha dan investor. Sejumlah orang kaya di negara bekas jajahan Inggris tersebut bahkan mulai mencari cara mengamankan uang mereka ke luar negeri.
Baca Juga: China ingin hindari perang dagang, tapi juga tidak takut membalas jika perlu
Bankir papan atas menyebut miliader Hong Kong membuka lebih banyak rekening di luar negeri untuk memastikan ada rute pelarian darurat untuk uang mereka jika kerusuhan sipil di kota itu kian memburuk.
Sejauh ini, sebagian besar uang orang-orang kaya Hong Kong telah dimasukkan ke UBS Group AG, Credit Suisse Group AG dan Standard Chartered.
Hal itu terungkap melakukan wawancara dengan Bloomberg di Forum Ekonomi Baru di Beijing.
Sementara Goldman Sachs Group tidak melihat perubahan perilaku di antara klien keuangan utama. "Situasinya perlu diselesaikan segera," ujar CEO Gokdman Sachs David Solomon seperti dikutip Bloomberg, Jumat (22/11).
Baca Juga: Jelang tengah hari, rupiah di pasar spot melemah 0,05%