Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Bursa saham Asia mengikuti tren Wall Street yang melemah pada Rabu (8/10/2025), seiring investor menghadapi dampak ketidakpastian politik di Prancis dan Jepang.
Sementara itu, harga emas spot menembus rekor US$4.000 per ons troi akibat penutupan sebagian pemerintah AS yang berkepanjangan.
Yen Jepang bergerak di dekat level terendah delapan bulan saat investor menunggu sinyal kebijakan fiskal dari perdana menteri terpilih Sanae Takaichi.
Baca Juga: Rahasia Warren Buffett Saat Pasar Saham Anjlok: Jangan Panik, Lakukan Ini!
Euro juga berada di tekanan setelah pengunduran diri Perdana Menteri Prancis Sebastien Lecornu pada Senin (6/10).
Hal ini membuat dolar AS relatif menguat, dengan indeks dolar yang mengukur kekuatan mata uang AS terhadap enam mata uang utama lainnya mencapai level tertinggi sejak akhir Agustus.
Di pasar saham, indeks MSCI Asia-Pasifik di luar Jepang turun 1%, sedikit menjauh dari rekor tertinggi 4,5 tahun yang dicapai pada Selasa.
Bursa China dan Korea Selatan tutup untuk libur panjang, sementara Nikkei Jepang naik tipis 0,35%, masih di bawah puncak rekor sesi sebelumnya.
Kemenangan mengejutkan Takaichi dalam pemilihan pimpinan Partai Demokrat Liberal Jepang memunculkan kekhawatiran terhadap kebijakan fiskal dan moneter, sehingga trader mengurangi taruhan kenaikan suku bunga di tahun ini.
Baca Juga: Harga Emas Melanjutkan Reli, Melonjak Lampaui US$ 4.000 per Ons Troi
Yen melemah ke 152,33 per dolar AS, level terendah sejak pertengahan Februari, dengan penurunan lebih dari 3% sepanjang minggu, memicu kekhawatiran intervensi dari otoritas Jepang.
Euro jatuh 0,26% ke US$1,1628, terendah sebulan, di tengah spekulasi adanya gejolak politik lebih lanjut di Prancis.
Presiden Emmanuel Macron menghadapi tekanan untuk mundur atau menggelar pemilihan parlemen dini guna mengakhiri krisis politik yang telah memaksa lima perdana menteri mengundurkan diri dalam dua tahun terakhir.
Dolar Selandia Baru anjlok hampir 1% setelah bank sentral memangkas suku bunga acuan sebesar 50 basis poin dan membuka kemungkinan pelonggaran lebih lanjut, menandakan kekhawatiran terhadap kondisi ekonomi domestik.
Sementara itu, tiga indeks utama AS berakhir negatif setelah survei Federal Reserve New York menunjukkan ekspektasi konsumen memburuk dan proyeksi inflasi meningkat.
Baca Juga: Rupiah Memimpin Pelemahan Mata Uang Asia di Tengah Tekanan Dolar AS Rabu (8/10) Pagi
Investor mengandalkan data alternatif dan komentar pembuat kebijakan untuk menilai kemungkinan pemangkasan suku bunga kedua oleh Fed pada pertemuan bulan ini. Saat ini, pasar memproyeksikan total 45 basis poin pelonggaran tahun ini.
Lonjakan harga emas ke US$4.000,96 per ons troi pada Rabu mendorong kenaikan logam mulia itu sepanjang tahun melampaui 50%.
Thierry Wizman, ahli strategi FX & suku bunga global di Macquarie Group, menyebut rally emas sebagai “hedge” kolektif terhadap kemungkinan kegagalan optimisme pertumbuhan berbasis teknologi AI di AS.