Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Pasar saham Amerika Serikat (AS) Wall Street ditutup menguat pada akhir 2020. Karena itu, banyak investor bertaruh bahwa pesta masih akan berlanjut pada tahun 2021 ini.
Optimisme tersebut dibangun di atas banyang-bayang risiko, termasuk bahwa pandemi Covid-19 muncul kembali dalam bentuk baru.
Kemudian ada juga kekhawatiran tentang kecepatan pemberian vaksin dan taruhan tinggi Senat AS pada pemilu di Georgia di 5 Januari 2021 untuk keseimbangan kekuasaan di Kongres AS. Namun masih banyak investor yang tak memedulikan ancaman ini.
“Kami akan terus melihat dorongan yang lebih tinggi,” kata kepala manajemen portofolio Commonwealth Financial Network, Peter Essele, yang melihat saham pada tahap awal kenaikan multi-tahun seperti dilansir Reuters, Sabtu (2/1).
Baca Juga: Jeff Bezos orang terkaya dunia suka melakukan rutinitas ini setiap hari
Ia memperkirakan lebih banyak volatilitas di bulan Januari daripada Desember, kemungkinan karena pemilihan umum Georgia. Jika Partai Republik memenangkan setidaknya satu kursi Senat, mereka akan mempertahankan mayoritas tipis.
Jika Demokrat menyapu semua kemenangan, majelis tersebut akan dibagi menjadi 50-50 dan pemungutan suara yang menentukan akan jatuh ke tangan Wakil Presiden terpilih Kamala Harris, yang memberi Presiden terpilih Joe Biden kekuasaan penuh atas Kongres.
Hal itu meningkatkan kemungkinan proposal reformasi pajak yang dikhawatirkan banyak investor akan menekan harga saham.
Namun, sebagian besar investor tidak mencari kemunduran tajam tahun 2021 ini. Survei pengelola dana BofA Global Research bulan Desember adalah yang paling bullish.
Baca Juga: Bursa New York Memulai Proses Penghapusan Efek dari Tiga Emiten Telko Asal China
Peluncuran vaksin virus korona telah memberanikan investor, bersama dengan pernyataan kesiapan Federal Reserve AS untuk menjaga kebijakan akomodatif, kata ahli strategi.