kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pasca bentrokan berdarah, seruan boikot barang China di India makin kuat


Jumat, 19 Juni 2020 / 16:20 WIB
Pasca bentrokan berdarah, seruan boikot barang China di India makin kuat


Sumber: The Guardian,Reuters | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - NEW DELHI. Seruan boikot terhadap barang-barang China semakin menguat di India, pasca bentrokan pasukan kedua negara di perbatasan Himalaya yang disengketakan, yang menewaskan 20 tentara negeri Sungai Gangga.

Kelompok-kelompok nasionalis garis keras yang terkait Partai Bharatiya Janata yang mendukung Perdana Menteri Narendra Modi telah meningkatkan seruan untuk memboikot barang-barang China dan pembatalan kontrak dengan perusahaan-perusahaan Tiongkok.

"Dalam situasi saat ini, masalah China tidak boleh dianggap enteng. Dalam banyak kasus, mungkin ada uang China yang diinvestasikan, tapi saya pikir hal-hal biasa yang kita beli dari pasar, kita harus memastikan untuk menghindari produk-produk China," kata Menteri Urusan Makanan dan Konsumen India Ram Vilas Paswan kepada Economic Times seperti dilansir Reuters.

Baca Juga: India nyalakan sinyal perang dagang, akan naikkan tarif impor 300 produk dari China

Pertempuran Senin (15/6) malam di tebing curam di sepanjang perbatasan yang kedua negara sengketakan di wilayah Pegunungan Ladakh adalah kekerasan terburuk antara pasukan India dan China dalam 45 tahun terakhir.

Melansir The Guardian, pejabat Pemerintah India mengatakan, New Delhi berencana memberlakukan hambatan perdagangan yang lebih tinggi dan menaikkan bea impor pada sekitar 300 produk dari China. 

India saat ini mencatat defisit perdagangan mencapai US$ 59,3 miliar dengan China. Sebanyak 11% impor India berasal dari China.

Baca Juga: China bebaskan 10 tentara India usai bentrok mematikan di perbatasan

Melarang China ikut tender




TERBARU

[X]
×