kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Pasca Perang, Ukraina Bakal Tinggalkan Sistem Wajib Militer


Sabtu, 08 Juli 2023 / 10:00 WIB
Pasca Perang, Ukraina Bakal Tinggalkan Sistem Wajib Militer


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

UKRAINA INGIN MENJADI ANGGOTA NATO - Ukraina berencana untuk meninggalkan sistem wajib militer dan pindah ke sistem tentara profesional setelah perang dengan Rusia berakhir. Menurut Perdana Menteri Denys Shmyhal, langkah ini dilakukan untuk membawa Kyiv lebih dekat ke standar NATO.

Melansir Reuters, setelah pertemuan dengan pejabat tinggi pertahanan dan keamanan di mana reformasi yang dikenal sebagai "perisai Ukraina" dibahas, Shmyhal mengatakan pemerintah juga akan terus fokus untuk mendukung peningkatan lebih lanjut produksi senjata dalam negeri.

“Tugas utama adalah menyelesaikan transisi Pasukan Keamanan dan Pertahanan Ukraina ke standar NATO. Dalam semua aspek: dari peralatan dan senjata hingga perencanaan dan analisis,” kata Shmyhal di aplikasi perpesanan Telegram.

Dia menambahkan, "Setelah perang berakhir, Ukraina akan meninggalkan wajib militer seperti yang ada sebelum perang. Fondasi pertahanan kami adalah tentara profesional."

Ukraina ingin bergabung dengan NATO dan berharap menerima sinyal yang jelas tentang prospek keanggotaannya saat aliansi militer itu mengadakan pertemuan puncak di Lituania minggu depan.

Shmyhal mengatakan Ukraina juga akan membuat kelompok cadangan yang mampu bertempur untuk melengkapi tentara, dengan semua orang yang memenuhi syarat untuk bergabung dengan cadangan menjalani pelatihan reguler.

Baca Juga: Peringatan Xi Jinping ke Vladimir Putin: Jangan Gunakan Senjata Nuklir di Ukraina

Setelah invasi besar-besaran Rusia pada Februari 2022, Ukraina mengumumkan mobilisasi nasional. Menurut para pejabat, saat ini Ukraina memiliki sekitar 1 juta orang di pasukan pertahanannya.

Sebelum invasi Rusia tahun lalu, Ukraina mengandalkan sistem wajib militer bagi pemuda. Wanita Ukraina juga bertugas di ketentaraan tetapi layanan itu tidak wajib bagi mereka.

Shmyhal mengatakan pengembangan kemampuan produksi senjata dalam negeri merupakan elemen penting lain dari pasukan pertahanan Ukraina di masa depan.

"Ukraina sudah secara aktif meningkatkan produksi senjata dan peralatan. Selain itu, kami meluncurkan program dan proyek baru," katanya.

Dia menambahkan bahwa pemerintah akan mendukung lebih banyak bisnis swasta di sektor ini dan berupaya menjalin kemitraan internasional.

Baca Juga: Ini yang Bakal Terjadi Jika Ukraina Menjadi Anggota NATO

Ukraina sangat bergantung pada pasokan militer Barat. Pemerintah bertujuan untuk mengubah industri penghasil senjatanya dan menunjuk kepala baru produsen senjata milik negara Ukroboronprom bulan lalu.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×