Sumber: TASS | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - MOSKOW. Direktur Badan Federal Rusia untuk Kerjasama Militer dan Teknis (FSMTC) Dmitry Shugayev mengatakan, Arab Saudi berpotensi membeli sistem rudal anti-pesawat S-400.
"Kalau ada permintaan seperti itu (dari Arab Saudi), akan kami pertimbangkan," katanya dalam siaran langsung stasiun televisi Rossiya-24 pada Jumat (15/3), seperti dikutip TASS.
Menurut Shugayev, sistem pertahanan udara Patriot buatan Amerika Serikat yang saat ini Arab Saudi gunakan menunjukkan efisiensi yang tidak memadai dalam menangkis serangan udara.
"Kami mengetahui hal ini dengan sangat baik dari contoh Arab Saudi. Arab Saudi telah mengalami serangan yang semakin sering terhadap fasilitasnya, termasuk infrastruktur, dalam beberapa bulan terakhir," ujar dia.
Baca Juga: Luncurkan drone bersenjata, Houthi serang bandara dan pangkalan udara Arab Saudi
"Baru-baru ini, sebuah pelabuhan ekspor minyak menjadi sasaran (serangan). Sistem Patriot beroperasi di negara itu tidak mengatasi tugas ini (pertahanan udara) dengan baik," sebutnya.
Bisa untuk menyerang target
TASS menyebutkan, Arab Saudi saat ini mengoperasikan enam peluncur sistem rudal pertahanan udara Patriot.
"Kami memiliki produk terlaris. Ini, pertama-tama, S-400 yang terkenal, dan sistem Pantsyr, yang telah membuktikan efisiensinya dalam operasi," ungkap Shugayev.
Baca Juga: Rusia: Negara Barat tidak berani melancarkan agresi langsung terhadap kami
S-400 Triumf, NATO menyebutnya dengan nama SA-21 Growler, adalah salah satu sistem rudal anti-pesawat jarak jauh paling canggih Rusia yang mulai beroperasi pada 2007.
Sistem pertahanan udara tersebut dirancang untuk menghancurkan pesawat, rudal jelajah dan balistik, termasuk misil jarak menengah.
Tapi, S-400 Triumf juga dapat digunakan untuk tujuan dasar. Yakni, bisa menyerang target pada jarak hingga 400 km dan ketinggian sampai 35 km.
Belakangan, serangan kelompok Houthi Yaman, yang mendapat dukungan Iran, terhadap target-target militer dan sipil di Arab Saudi semakin gencar. Houthi menggunakan rudal dan drone bersenjata untuk menyerang Kerajaan.