kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Paus Fransiskus Kecam Kaum Konservatif Gereja yang Disebutnya Terbungkus Baju Zirah


Kamis, 06 Januari 2022 / 22:45 WIB
Paus Fransiskus Kecam Kaum Konservatif Gereja yang Disebutnya Terbungkus Baju Zirah


Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - VATICAN CITY. Pemimpin Umat Katolik Sedunia, Paus Fransiskus secara terang-terangan mengecam kaum konservatif yang menolak perubahan di Gereja Katolik Roma pada Kamis (6/1).

Paus meratapi mereka yang menurutnya agamanya mengacu pada diri sendiri dan terbungkus dalam "baju zirah" (suit of armour).

Pada Pesta Epifani, Fransiskus tampaknya mengarahkan kritik khusus kepada mereka yang menolak keras keputusannya untuk membatasi Misa Latin tradisionalis, dengan mengatakan bahwa liturgi tidak boleh terjebak dalam "bahasa yang mati" (dead language).

Baca Juga: Pimpin Misa Malam Natal, Paus Fransiskus Berpesan untuk Perhatikan Orang Miskin

"Apakah kita sudah terlalu lama terjebak, terkurung dalam religiositas konvensional, eksternal dan formal yang tidak lagi menghangatkan hati kita dan mengubah hidup kita?," kata Paus Fransiskus seperti dilansir Reuters.

"Apakah kata-kata dan liturgi kita menyulut dalam hati orang-orang keinginan untuk bergerak menuju Tuhan, atau apakah itu 'bahasa mati' yang hanya berbicara tentang dirinya sendiri dan tentang dirinya sendiri?"

Misa Latin tidak lagi digunakan secara umum setelah Konsili Vatikan Kedua 1962-1965 dan digantikan oleh bahasa-bahasa lokal.

Baca Juga: Paus Fransiskus tunjuk biarawati Italia ke posisi orang nomor dua Kota Vatikan

Pada bulan Juli, setelah berargumen bahwa Misa Latin sedang dieksploitasi oleh anti-reformis untuk merusak persatuan Gereja, Fransiskus memperketat peraturan tentang kapan itu bisa dirayakan, membatalkan keputusan oleh dua pendahulunya. 


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×