kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.105.000   12.000   0,57%
  • USD/IDR 16.445   10,00   0,06%
  • IDX 7.958   20,58   0,26%
  • KOMPAS100 1.114   3,04   0,27%
  • LQ45 807   -1,86   -0,23%
  • ISSI 274   1,94   0,72%
  • IDX30 419   -0,43   -0,10%
  • IDXHIDIV20 486   -0,13   -0,03%
  • IDX80 122   -0,29   -0,24%
  • IDXV30 132   -0,91   -0,68%
  • IDXQ30 136   0,08   0,06%

Paypal Tengah Diperiksa Regulator AS Terkait Layanan Buy Now, Pay Later


Minggu, 19 Desember 2021 / 13:44 WIB
Paypal Tengah Diperiksa Regulator AS Terkait Layanan Buy Now, Pay Later
ILUSTRASI. Consumer Financial Protection Bureau (CFPB) meminta informasi dari perusahaan karena khawatir peminjam menumpuk utang.


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. PayPal Holdings Inc, Affirm Holdings Inc, and Afterpay Ltd, beberapa perusahaan yang telah ditinjau oleh regulator AS atas kebijakan mereka yang mengizinkan konsumen membeli produk sekarang dan membayar nanti atau yang biasa disebut dengan buy now, pay later.

Dalam sebuah pernyataan kemarin seperti yang dilansir dari Bloomberg, Biro Perlindungan Keuangan Konsumen atawa Consumer Financial Protection Bureau (CFPB) meminta informasi dari perusahaan karena khawatir peminjam menumpuk utang, perusahaan mungkin terlibat dalam arbitrase peraturan, dan data pribadi konsumen dapat disalahgunakan. Regulator mengatakan masih mencari tanggapan dari Klarna Bank dan Zip.

"Beli sekarang, bayar nanti atau buy now, pay later adalah versi baru dari rencana angsuran lama, tetapi dengan perubahan yang modern dan lebih cepat, konsumen mendapatkan produk segera, tetapi juga mendapatkan hutang segera," kata Direktur CFPB Rohit Chopra seperti dilansir Bloomberg, Minggu (19/12).

Baca Juga: 5 Media sosial yang paling banyak digunakan tahun 2021

Chopra juga meminta informasi sehingga dapat melaporkan kepada publik tentang praktik dan risiko industri. Regulator keuangan konsumen juga bekerja dengan Federal Reserve, pejabat negara bagian, dan regulator internasional untuk mengatasi kekhawatiran tentang perusahaan teknologi keuangan tersebut.

Sejak memimpin CFPB pada bulan Oktober, Chopra telah memprioritaskan keamanan konsumen di keuangan perusahaan teknologi. Sebelumnya, dia menyelidiki Apple, perusahaan induk Facebook Meta Platform dan raksasa lainnya untuk mengumpulkan informasi tentang bagaimana mereka menggunakan data konsumen.

Surat-surat itu mencakup serangkaian 20 pertanyaan, pertama kali dilaporkan oleh Bloomberg Law kemarin. Sejak pandemi virus corona pada Maret 2020, layanan beli sekarang dan bayar nanti atau buy now, pay later, menjadi popular di Amerika Serikat dan alami lonjakan. 

Produk yang paling populer, disebut pay-in-four, yaitu memungkinkan konsumen untuk membagi pembayaran untuk barang yang dibeli menjadi empat kali angsuran atau lebih, yang biasanya berlangsung enam minggu.

Baca Juga: Kinerja mentereng, laba PayPal di kuartal III-2021 kalahkan proyeksi analis




TERBARU
Kontan Academy
Business Contract Drafting GenAI Use Cases and Technology Investment | Real-World Applications in Healthcare, FMCG, Retail, and Finance

[X]
×