kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.956.000   25.000   1,29%
  • USD/IDR 16.534   -79,00   -0,48%
  • IDX 6.950   51,34   0,74%
  • KOMPAS100 1.008   7,23   0,72%
  • LQ45 780   5,22   0,67%
  • ISSI 222   2,06   0,94%
  • IDX30 404   2,40   0,60%
  • IDXHIDIV20 476   1,29   0,27%
  • IDX80 114   0,81   0,72%
  • IDXV30 116   0,68   0,59%
  • IDXQ30 131   0,04   0,03%

PBB: Myanmar Membutuhkan Bantuan Kemanusiaan Lebih Banyak


Senin, 31 Januari 2022 / 11:44 WIB
PBB: Myanmar Membutuhkan Bantuan Kemanusiaan Lebih Banyak
ILUSTRASI. Sekelompok perempuan membawa obor saat mereka melakukan protes terhadap kudeta militer di Yangon, Myanmar, Rabu (14/7/2021). REUTERS/Stringer


Sumber: The Straits Times | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

Andrews mengakui bahwa militer Myanmar adalah salah satu yang terbesar di kawasan dengan dukungan senjata yang sangat canggih. Sayangnya, penggunaan militer secara brutal dalam setahun terakhir membuat militer Myanmar kehilangan dukungan.

Penggunaan militer secara besar-besaran juga telah secara langsung menguras anggaran negara. Hal ini jelas menjadi alasan runtuhnya ekonomi Myanmar.

"Dibutuhkan uang untuk mempertahankan militer yang besar. Dibutuhkan senjata. Dan ada batasan untuk mempertahankan kekuatan militer semacam itu," kata Andrews.

Saat ini Andrews dan PBB berharap agar komunitas internasional bisa lebih cepat menerapkan resolusi tidak mengikat yang disusun 18 Januari mengenai pemblokiran aliran senjata dan memperkuat sanksi. Langkah ini diyakini bisa membuat militer Myanmar melemah.



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×