Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres memperingatkan bahwa dunia kini tengah menghadapi krisis yang paling menantang sejak Perang Dunia II. Dunia menghadapi pandemi yang mengancam masyarakat di setiap negara, yang akan membawa resesi yang mungkin tidak memiliki paralel di masa lalu.
"Ada juga risiko bahwa kombinasi penyakit dan dampak ekonominya akan berkontribusi pada ketidakstabilan yang meningkat, kerusuhan yang meningkat, dan konflik yang meningkat,” kata Gutteres seperti yang dilansir dari AP.
Terkait hal ini, Guterres menyerukan tanggapan global yang lebih kuat dan lebih efektif terhadap pandemi coronavirus dan terhadap kehancuran sosial dan ekonomi yang ditimbulkan COVID-19.
Baca Juga: Gara-gara corona, dunia mulai kekurangan kondom
Dia menekankan bahwa ini hanya akan mungkin dilakukan jika semua orang berkumpul dan melupakan permainan politik sekaligus memahami bahwa nyawa manusialah yang dipertaruhkan.
"Kami menghadapi krisis kesehatan global yang tidak pernah dialami sebelumnya dalam sejarah 75 tahun Perserikatan Bangsa-Bangsa. Wabah ini menewaskan banyak orang, menyebarkan penderitaan manusia. Tapi ini lebih dari sekadar krisis kesehatan. Itu adalah krisis manusia. Penyakit coronavirus (COVID-19) menyerang masyarakat pada intinya,” demikian bunyi laporan tersebut.
Baca Juga: Sudah lebih dari 20.000 orang meninggal, WHO: Corona adalah ancaman kemanusiaan
Guterres juga mengatakan, pandemi virus corona adalah krisis global terburuk sejak Perang Dunia II. Dia bahkan khawatir, hal itu dapat memicu konflik di seluruh dunia.
"Kombinasi dari dua fakta dan risiko yang ditimbulkannya meningkatkan ketidakstabilan, meningkatkan kerusuhan, dan meningkatkan konflik adalah hal-hal yang membuat kami percaya bahwa ini adalah krisis paling menantang yang kami hadapi sejak Perang Dunia Kedua," katanya kepada wartawan seperti yang dikutip AP.
Informasi saja, Perserikatan Bangsa-Bangsa yang berbasis di New York itu didirikan pada akhir perang tahun 1945 dan memiliki anggota sebanyak 193 negara.
Baca Juga: Sekjen PBB Antonio Guterres sebut resesi global akibat corona hampir pasti terjadi
PBB pada hari Selasa menciptakan dana baru untuk membantu negara-negara berkembang setelah pekan lalu meminta sumbangan untuk negara-negara miskin dan yang dilanda konflik.
"Di luar bantuan tradisional dari negara-negara kaya, kita perlu memiliki instrumen keuangan yang inovatif, sehingga negara-negara berkembang dapat menanggapi krisis," kata Guterres.