kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.495.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.585   85,00   0,54%
  • IDX 7.521   40,52   0,54%
  • KOMPAS100 1.169   8,10   0,70%
  • LQ45 933   4,48   0,48%
  • ISSI 227   2,02   0,90%
  • IDX30 480   1,12   0,23%
  • IDXHIDIV20 578   0,90   0,16%
  • IDX80 133   1,02   0,77%
  • IDXV30 142   1,62   1,15%
  • IDXQ30 161   0,16   0,10%

PBB Sebut Tank-Tank Israel Menyerang Basis Pasukan Penjaga Perdamaian di Lebanon


Minggu, 13 Oktober 2024 / 22:53 WIB
PBB Sebut Tank-Tank Israel Menyerang Basis Pasukan Penjaga Perdamaian di Lebanon
ILUSTRASI. Sebuah tank bermanuver di dekat perbatasan Israel-Gaza, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di Israel, 27 Mei 2024. REUTERS/Amir Cohen


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

Penjaga Perdamaian dalam Bahaya

Kehadiran UNIFIL menempatkan penjaga perdamaian dari 50 negara terpisah dalam bahaya, dalam sebuah kekuatan yang awalnya dibentuk di Lebanon selatan pada tahun 1978.

Daerah tersebut telah mengalami konflik yang berkepanjangan, dengan Israel menginvasi pada tahun 1982, menduduki Lebanon selatan hingga tahun 2000, dan kembali berperang melawan Hezbollah dalam perang besar selama lima minggu pada tahun 2006, yang berakhir dengan gencatan senjata yang dipantau oleh UNIFIL.

Serangan Israel terhadap Hezbollah selama tiga minggu terakhir merupakan yang paling mematikan di Lebanon dalam beberapa dekade.

Memaksa 1,2 juta orang Lebanon meninggalkan rumah mereka dan memberikan pukulan yang belum pernah terjadi sebelumnya kepada kelompok tersebut dengan menewaskan sebagian besar pemimpin seniornya.

Baca Juga: Serangan Udara Israel Tewaskan 22 Orang di Beirut, Petinggi Hezbollah Lolos

Pejabat Israel menyatakan bahwa UNIFIL telah gagal dalam misinya untuk menegakkan Resolusi PBB 1701, yang disahkan setelah perang 2006, yang menyerukan agar wilayah perbatasan Lebanon selatan bebas dari senjata atau pasukan selain milik negara Lebanon.

Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin, dalam percakapan dengan Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant pada hari Sabtu, menyatakan "kekhawatiran mendalam" tentang laporan yang menyebutkan bahwa pasukan Israel telah menembaki posisi penjaga perdamaian.

Ia mendesak Israel untuk memastikan keselamatan mereka dan militer Lebanon, yang bukan pihak dalam konflik Israel dengan Hezbollah.

Keamanan dalam Taruhan

Militer Israel telah memberi tahu penjaga perdamaian PBB untuk menjauh dari jalur mereka, meminta mereka beberapa minggu lalu untuk mempersiapkan relokasi lebih dari 5 kilometer dari perbatasan "untuk menjaga keselamatan Anda," menurut kutipan dari pesan yang dilihat oleh Reuters.

Kepala penjagaan perdamaian PBB, Jean-Pierre Lacroix, mengatakan kepada Dewan Keamanan pada hari Kamis bahwa "keselamatan dan keamanan penjaga perdamaian kini semakin dalam bahaya." Meskipun mereka tetap berada di posisinya, kegiatan operasional UNIFIL hampir terhenti sejak 23 September.

Baca Juga: Dua TNI Penjaga Perdamaian Terkena Serangan Tank Israel, Indonesia Beri Peringatan!

Serangan terhadap menara pengawas, kamera, peralatan komunikasi, dan pencahayaan telah membatasi kemampuan pemantauan UNIFIL, kata seorang juru bicara UNIFIL pada hari Kamis.

Pemerintah Lebanon menyatakan bahwa lebih dari 2.100 orang telah tewas dan 10.000 terluka dalam lebih dari setahun pertempuran, terutama dalam beberapa minggu terakhir.

Angka korban tersebut tidak membedakan antara warga sipil dan pejuang, tetapi mencakup banyak wanita dan anak-anak.

Siaga Tinggi

Timur Tengah tetap dalam keadaan siaga tinggi menunggu tindakan balasan Israel terhadap Iran atas serangan misil jarak jauh yang diluncurkan pada 1 Oktober sebagai tanggapan terhadap serangan Israel di Lebanon.

Iran menyatakan pada hari Minggu bahwa mereka "tidak memiliki batas merah" dalam membela diri.

Baca Juga: Serangan Udara Israel di Lebanon Selatan Tewaskan 5 Petugas Penyelamat

Pernyataan Menteri Luar Negeri Abbas Araqchi tampaknya dimaksudkan untuk menanggapi saran bahwa Iran akan menerima serangan Israel tanpa tanggapan, seperti yang terjadi sebelumnya tahun ini ketika Israel terakhir menyerang Iran setelah serangan misil Iran.

Pejabat AS percaya bahwa Israel telah mempersempit target dalam potensi balasannya terhadap serangan misil Iran, dan akan berusaha untuk menyerang infrastruktur militer dan energi, lapor NBC pada hari Sabtu.

Tidak ada indikasi bahwa Israel akan menyerang fasilitas nuklir atau membunuh pejabat di Iran.

Selanjutnya: MPR akan Serahkan Undangan Pelantikan Presiden ke Prabowo, Jokowi, Ma'ruf, Gibran

Menarik Dibaca: Waspada Bencana Jawa Tengah Besok (14/10), Ini Peringatan Dini Cuaca Hujan Lebat




TERBARU
Kontan Academy
Eksekusi Jaminan Fidusia Pasca Putusan MK Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES)

[X]
×