kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.310.000   -177.000   -7,12%
  • USD/IDR 16.605   -5,00   -0,03%
  • IDX 8.153   -85,53   -1,04%
  • KOMPAS100 1.129   -15,68   -1,37%
  • LQ45 806   -13,59   -1,66%
  • ISSI 288   -1,98   -0,68%
  • IDX30 422   -6,44   -1,50%
  • IDXHIDIV20 481   -5,50   -1,13%
  • IDX80 125   -1,86   -1,47%
  • IDXV30 134   -0,30   -0,22%
  • IDXQ30 134   -1,81   -1,33%

Pejabat Inggris: Perekonomian China Tidak Mengalami Masalah Sistemik Serius


Kamis, 31 Agustus 2023 / 08:18 WIB
Pejabat Inggris: Perekonomian China Tidak Mengalami Masalah Sistemik Serius
ILUSTRASI. Menurut seorang pejabat Kamar Dagang Inggris di China, perekonomian Negeri Panda itu tidak seburuk yang diperkirakan.


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - BEIJING. Menurut seorang pejabat Kamar Dagang Inggris di China, perekonomian Negeri Panda itu tidak seburuk yang diperkirakan. Bahkan pertumbuhan ekonominya bergerak ke arah yang positif seiring dengan meningkatnya belanja konsumen.

"Meskipun pemulihan telah melambat, saya sebenarnya tidak percaya dengan anggapan bahwa perekonomian China berada dalam masalah sistemik yang serius," jelas Chris Torrens, wakil ketua Kamar Dagang Inggris dalam sebuah wawancara di Bloomberg Television.

Mengutip Bloomberg, dia menjelaskan, perekonomian China berjalan seperti yang diharapkan pada tahun setelah pembatasan Covid dicabut. Dia mencatat bahwa belanja konsumen pada sektor jasa telah meningkat.

“Duduk di sini di Beijing dan berkeliling China, saya melihat lebih banyak belanja konsumen. Kami merasa segalanya berjalan ke arah yang benar,” paparnya.

Baca Juga: Menakar Prospek Industri Nikel dan Tembaga di Tengah Krisis Properti China

Penegasan Xi Jinping

Pernyataan tersebut sejalan dengan penegasan Presiden China Xi Jingping. 

Pada Selasa (22/8/2023), Xi mengatakan kepada kelompok BRICS bahwa ekonomi China tangguh dan fundamental untuk pertumbuhan jangka panjangnya tetap tidak berubah. 

Mengutip Reuters, Xi yang berada di Afrika Selatan untuk pertemuan puncak Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan (BRICS), membuat pernyataan tersebut dalam pernyataan yang disiapkan yang dibacakan oleh Menteri Perdagangan China Wang Wentao di sebuah forum bisnis.

“Perekonomian China memiliki ketahanan yang kuat, potensi yang luar biasa, dan vitalitas yang besar,” kata Xi melalui Wang. 

Pemulihan di ekonomi terbesar kedua di dunia itu telah kehilangan tenaga karena kemerosotan sektor properti yang memburuk, belanja konsumen yang lemah dan jatuhnya pertumbuhan kredit. Kondisi ini menambah kasus bagi otoritas untuk merilis lebih banyak stimulus kebijakan. 

Baca Juga: AS-China Memanas, Permainan Kartu Mirip Poker di Tiongkok Makin Populer

Tetapi Xi mengatakan negaranya menikmati keuntungan ekonomi, termasuk "pasar berukuran super", sistem industri yang lengkap, dan tenaga kerja berkaliber tinggi yang melimpah. 

“Kapal raksasa perekonomian Tiongkok akan terus mengarungi angin, membelah gelombang, dan terus maju,” kata Xi.

Pendapat analis 

Sebelumnya, para ekonom telah menurunkan perkiraan pertumbuhan ekonomi China hingga tahun depan karena data terbaru menunjukkan memburuknya pasar properti, melambatnya pertumbuhan konsumen dan manufaktur, dan merosotnya investasi swasta.

Melansir Reuters, pandangan beberapa pengamat China adalah bahwa fokus Xi Jinping pada keamanan nasional bertentangan dengan upaya pemulihan ekonomi. Hal itu membuat dana asing yang ingin masuk ke Beijing menjadi tertahan. 

"Masalah inti tahun ini adalah bahwa kepemimpinan telah memberikan instruksi tingkat tinggi yang tidak jelas kepada para pejabat untuk menyeimbangkan pembangunan ekonomi dengan keamanan nasional," kata Christopher Beddor, wakil direktur penelitian China di Gavekal Dragonomics. 

Dia menambahkan, "Jika pejabat tidak yakin dengan apa yang diinginkan pimpinan, mereka cenderung menunda tindakan apa pun sampai mereka menerima lebih banyak informasi. Hasilnya adalah kelumpuhan kebijakan, bahkan jika itu harus dibayar mahal." 

Baca Juga: Sektor Properti China Dilanda Krisis, Begini Rekomendasi Saham Emiten Tambang Logam

Analis lainnya mengatakan, ada keragu-raguan Partai Komunis terhadap langkah-langkah yang dapat mengalihkan kekuasaan dari negara ke sektor swasta. 

Selain itu, pemerintahan yang banyak diisi oleh loyalis Xi, mungkin menghambat kebijakan untuk mendongkrak perekonomian. Yang pasti, perubahan di China dapat memakan waktu, seperti yang dilakukan Beijing untuk mempertahankan pembatasan COVID-19 yang merusak secara ekonomi hampir sepanjang tahun lalu.

Menurut ekonom yang disurvei Bloomberg, Produk Domestik Bruto China kemungkinan akan tumbuh sebesar 5,1% tahun ini, sejalan dengan target pemerintah sebesar sekitar 5%.




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×