kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pejabat pelabuhan dikenai tahanan rumah pasca ledakan Beirut, siapa saja mereka?


Kamis, 06 Agustus 2020 / 08:05 WIB
Pejabat pelabuhan dikenai tahanan rumah pasca ledakan Beirut, siapa saja mereka?


Sumber: BBC | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - BEIRUT. Pemerintah Lebanon mengumumkan, sejumlah pejabat pelabuhan Beirut ditempatkan di bawah tahanan rumah sambil menunggu penyelidikan atas peristiwa ledakan hebat yang terjadi pada Selasa (4/8/2020).

Ledakan itu menewaskan sedikitnya 135 orang dan melukai lebih dari 5.000 orang lainnya. Keadaan darurat Beirut selama dua minggu telah diberlakukan.

BBC memberitakan, Presiden Michel Aoun mengatakan ledakan itu disebabkan oleh 2.750 ton amonium nitrat yang disimpan secara tidak aman di sebuah gudang di pelabuhan.

Baca Juga: Kengerian wajah Beirut: Bangunan luluh lantak, jumlah korban tewas capai ratusan

Kepala Bea Cukai Badri Daher mengatakan, pihaknya menyerukan agar bahan kimia itu disingkirkan, tetapi hal itu tidak dilakukan.

"Kami serahkan kepada ahli untuk menentukan alasannya," katanya seperti yang dikutip BBC.

Amonium nitrat digunakan sebagai pupuk dalam pertanian dan sebagai bahan peledak.

Membuka pertemuan kabinet darurat pada hari Rabu, Presiden Aoun mengatakan: "Tidak ada kata-kata yang dapat menggambarkan kengerian yang telah melanda Beirut semalam, mengubahnya menjadi kota yang dilanda bencana."

Baca Juga: KBRI beberkan dugaan awal penyebab ledakan hebat di Beirut

Para ahli di Universitas Sheffield di Inggris memperkirakan bahwa ledakan tersebut memiliki sekitar sepersepuluh dari kekuatan ledakan bom atom yang dijatuhkan di kota Hiroshima Jepang selama Perang Dunia Kedua dan "tidak diragukan lagi merupakan salah satu ledakan non-nuklir terbesar dalam sejarah."

Pemicu ledakan

Amonium nitrat dilaporkan telah berada di gudang di pelabuhan Beirut selama enam tahun setelah diturunkan dari kapal yang disita pada tahun 2013.

Kepala pelabuhan Beirut dan kepala otoritas bea cukai mengatakan kepada media setempat bahwa mereka sudah beberapa kali menulis surat kepada pengadilan yang meminta agar bahan kimia itu diekspor atau dijual untuk memastikan keamanan pelabuhan.

Baca Juga: Sebelum ledakan dahsyat di Beirut, Lebanon terperosok krisis ekonomi parah

Manajer Umum Pelabuhan Hassan Koraytem mengatakan kepada OTV bahwa mereka telah mengetahui bahwa bahan itu berbahaya ketika pengadilan pertama kali memerintahkannya disimpan di gudang.

Dewan Pertahanan Tertinggi Libanon telah berjanji bahwa mereka yang bertanggung jawab akan menghadapi "hukuman maksimum".

"Penahanan rumah akan berlaku untuk semua pejabat pelabuhan yang telah menangani urusan penyimpanan amonium nitrat, menjaganya dan menangani dokumennya, sejak Juni 2014," kata Menteri Informasi Lebanon Manal Abdel Samad.

Baca Juga: Pasca ledakan dahsyat, Lebanon tetapkan Beirut sebagai kota bencana

Informasi yang didapat BBC dari Shiparrested.com, amonium nitrat tiba dengan kapal berbendera Moldova, Rhosus, yang memasuki pelabuhan Beirut setelah mengalami masalah teknis selama pelayarannya dari Georgia ke Mozambik, yang menangani kasus hukum terkait pengiriman.

Rhosus diinspeksi, dilarang pergi dan tak lama kemudian ditinggalkan oleh pemiliknya, sehingga memicu beberapa tuntutan hukum. Kargonya disimpan di gudang pelabuhan untuk alasan keamanan, kata laporan itu.




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×