Sumber: Yahoo News | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - Amerika Serikat telah menggelontorkan miliaran dolar untuk memperluas jaringan internet pita lebar ke wilayah pedesaan. Namun, banyak masyarakat yang seharusnya terbantu masih belum memanfaatkannya.
Jika pemerintah hanya berfokus pada pembangunan infrastruktur tanpa mendorong adopsi, investasi tersebut berisiko sia-sia.
Warga pedesaan tetap berpotensi terputus dari layanan kesehatan, pendidikan, dan pasar kerja jarak jauh yang kini mencakup hampir seperempat tenaga kerja AS.
Selama ini, pembahasan broadband pedesaan cenderung menitikberatkan pada ketersediaan. Pemerintah federal dan negara bagian memperluas jangkauan dengan membangun menara dan infrastruktur.
Baca Juga: Peluang Kerja Remote FAO PBB Terbaru, Lamar Hingga September 2025
Namun, akses tidak serta-merta mendorong penggunaan. Di banyak daerah pedesaan, jaringan telah tersedia tetapi tingkat adopsinya masih rendah.
Pada 2021, sekitar satu dari lima rumah tangga pedesaan tidak berlangganan layanan broadband. Dari kelompok ini, hampir 25% menyatakan tidak tertarik. Alasannya bukan keterbatasan biaya atau keterampilan, melainkan anggapan bahwa internet tidak relevan.
Data 2023 menunjukkan adopsi broadband lebih dari 80% pada kalangan dewasa muda pedesaan, namun menurun tajam pada kelompok usia lanjut.
Hanya 68% warga berusia di atas 75 tahun yang menggunakan broadband, sementara pada kelompok usia 65–74 tahun, angkanya sekitar 71%.
Perbedaan ini menandakan adanya kesenjangan generasi: anak muda umumnya sudah terhubung, sedangkan kelompok usia lanjut enggan beralih dari kebiasaan lama.
Baca Juga: 1,64 Juta Tiket KA jarak Jauh untuk Periode Lebaran Sudah Terjual
Penelitian di Missouri menemukan, banyak pengguna awal broadband di pedesaan lebih banyak memanfaatkannya untuk hiburan ketimbang aplikasi produktif seperti telehealth atau pekerjaan jarak jauh.
Pola ini menunjukkan bahwa keberadaan infrastruktur saja tidak cukup jika tidak diikuti perubahan perilaku.
Kesenjangan adopsi ini membawa dampak ekonomi nyata. Daerah dengan penetrasi broadband tinggi umumnya mencatat pertumbuhan lapangan kerja lebih pesat, peningkatan wirausaha, dan pendapatan yang lebih tinggi.
Saat ini sekitar 22% tenaga kerja AS, sekitar 32 juta orang, bekerja jarak jauh sebagian waktu, naik tajam dari hanya 6% sebelum pandemi.
Namun, di wilayah pedesaan, banyak warga yang belum siap memanfaatkan peluang tersebut karena keterbatasan literasi digital dan minimnya pelatihan.
Baca Juga: KAI Sudah Jual 1,91 Juta Tiket KA Jarak Jauh untuk Periode Lebaran